Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah aksi protes atas kematian George Floyd, otoritas Los Angeles menyatakan mempertimbangkan untuk memangkas anggaran kepolisian kota ini.
Pada Rabu (3/6/2020) waktu setempat, pemerintah kota Los Angeles mengatakan akan memangkas anggaran kepolisian sebesar US$100 juta hingga US$150 juta sebagai bagian dari upaya untuk menginvestasikan lebih banyak dana ke dalam komunitas kulit hitam.
“Los Angeles akan mengidentifikasi US$250 juta dalam pemangkasan [anggaran] sehingga kami dapat berinvestasi dalam pekerjaan, kesehatan, pendidikan, dan penyembuhan,” tutur Wali Kota Eric Garcetti, seperti dikutip dari Los Angeles Times.
Investasi tersebut, lanjut Garcetti, juga dialirkan khususnya dalam komunitas kulit hitam di Los Angeles, komunitas-komunitas kulit berwarna, serta wanita dan orang-orang yang terlantar.
“Pemangkasan tersebut dimaksudkan untuk setiap departemen, termasuk Departemen Kepolisian, karena kita semua harus menjadi bagian dari solusi ini bersama-sama. Kita semua harus melangkah dan berkata, 'Apa yang bisa kita korbankan?'” tambahnya.
Presiden Komisi Kepolisian Los Angeles Eileen Decker mengatakan upaya itu termasuk mengidentifikasi pemangkasan senilai US$100 juta hingga US$150 juta dari Departemen Kepolisian. Total anggaran tahunan Departemen Kepolisian Los Angeles (LAPD) diketahui mencapai US$1,86 miliar.
Garcetti juga mengatakan Los Angeles akan memberlakukan moratorium penempatan orang-orang dalam basis data di seluruh negara bagian guna mengidentifikasi dan melacak anggota geng.
Selain itu, otoritas kota ini akan meminta para petugas untuk melakukan intervensi ketika mereka melihat penggunaan kekuatan yang tidak tepat dan melaporkan pelanggaran.
“Saya akan mendukung pembentukan jaksa penuntut khusus untuk meninjau kembali kasus-kasus pelanggaran petugas [kepolisian],” imbuh Garcetti.
Pengumuman ini disampaikan ketika para demonstran memenuhi jalan-jalan di luar City Hall dan Grand Park kota ini. Banyak warga yang meneriakkan “Black lives matter”.
Aksi protes terbit di penjuru Amerika Serikat dan meluas menjadi kemarahan publik pascakematian Floyd, pria berkulit hitam yang tewas di bawah penanganan petugas kepolisian pekan lalu.