Bisnis.com, JAKARTA - Pertemuan antara OPEC dan negara-negara mitranya yang diagendakan berlangsung pekan ini diperkirakan akan batal, menyusul keresahan yang disuarakan Arab Saudi dan Rusia. Dua negara tersebut menyoroti adanya kecurangan yang sejumlah negara yang melanggar pembatasan kuota produksi minyak.
Arab Saudi dan Rusia secara tegas juga mengultimatum pertemuan lanjutan OPEC+ pekan depan bakal batal pula apabila Irak dan Nigeria tak segera mengubah sikap. Dua negara ini merupakan pihak yang paling disorot karena dianggap menjual minyak lebih dari batasan yang disepakati.
Bila pembatalan pertemuan tersebut benar terjadi, solusi atas keterpurukan harga minyak juga bakal kian tertunda. Catatan harga minyak dunia terus anjlok, di mana per hari ini nominalnya anjlok lagi sebesar 1,4 persen alias jadi USS 36,3 per barel.
Di sisi lain, Irak dan Nigeria terus membantah tudingan Arab Saudi serta Rusia.
"Terlepas dari masalah keuangan parah di Irak, kami akan tetap mengatasi masalah yang ada secara teknis dan tetap mengurangi produksi minyak," ujar Pelaksana Tugas Menteri Keuangan Irak Ali Allawi lewat cuitan Twitter seperti dilansir Bloomberg, Rabu (3/6/2020).
Hal senada diutarakan Menteri Perminyakan Nigeria Timipire Sylva. Lewat unggahan Instagram, dia tidak menampik bahwa negara-negara Afrika Barat cuma melakukan pemangkasan produksi 50 persen pada bulan lalu.
"Tapi, kami berjanji bahwa produksi kami akan sesuai dengan kuota per akhir bulan Juni mendatang," tandasnya.