Bisnis.com, JAKARTA - Terpuruknya kondisi ekonomi di banyak negara di dunia membuat orang kebanyakan ingin segera kembali beraktivitas normal. Namun, ahli medis masih mempertanyakan risiko dari penerapan kenormalan baru atau new normal.
Para ahli kian was-wasa seiring dengan dilonggarkannya restriksi atau lockdown di berbagai negara. Kenyataannya di beberapa negara kasus Covid-19 masih menunjukkan peningkatan, pun kematian.
Marcus Plescia, Ketua Petugas Kesehatan Asosiasi Petugas Kesehatan Negara dan Teritori Amerika Serikat mengatakan pembukaan aktivitas kembali bukanlah kembali ke kondisi normal.
“Itu sama dengan mencari cara agar orang kembali melakukan apa yang mereka inginkan dan perusahaan untuk tetap berbisnis. Kita tidak bisa berpura-pura seolah virus telah pergi. Sebagian besar penduduk masih rentan,” ujarnya seperti dikutip dari Kaiser Health News, Kamis (28/5/2020).
Georges Benjamin, Direktur Eksekutif Asosiasi Kesehatan masyarakat Amerika mengatakan orang-orang perlu menimbang benefit dan risikonya ketika dia memutuskan pergi keluar. Intinya, setiap orang harus tetap waspada, yakni dengan berjaga jarak, menggunakan masker dan mencuci tangan.
"[Beraktivitas di luar rumah] jelas terlalu dini. Tapi, hal itu pasti akan terjadi, kita harus memberikan saran kepada orang untuk melakukannya dengan aman. Jangan menganggap saya terlalu mendukung, tetapi jika Anda akan melakukannya, Anda harus berhati-hati.” katanya.
Baca Juga
Lantas, bagaimana seharusnya kita menyikapi kenormalan baru ini. Untuk menjawab pertanyaan itu, terdapat sejumlah pertanyaan terkait kondisi new normal di antaranya adalah:
1. Bolehkah pergi ke pantai?
Belum ada kepastian soal risiko ke pantai di tengah hidupnya virus, kata Benjamin. “Namun, jika bisa, hindari orang banyak. Jangan berkerumun dengan banyak orang di sekitarmu,” katanya.
Perlu ada jagar jarak sekitar 6 kaki atau sekitar 2 meter bahkan ketika di dalam air.
"Jika Anda berdiri dekat dan berinteraksi, ada kemungkinan mereka sakit dan mereka tidak mengetahuinya dan Anda bisa tertular. Jarak 6 kaki adalah hal yang baik untuk diingat," kata Plescia.
2. Kalau sudah pakai masker, apakah tetap harus jaga jarak?
Jawabnya, iya karena dua hal. Pertama, masker tidak sempurna melindungi keluarnya air dari mulut dan hidung. Dengan menggunakan masker, partikel yang keluar dari mulut akan semakin berkurang.
Kedua, masker tidak melindungi mata Untuk itu, menjaga jarak menjadi sangat penting.
3. Bolehkah pergi mengunjungi orang tua saat libur?
Data dari Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit AS menunjukkan bahwa orang usia di atas 65 tahun lebih berisiko terinfeksi Covid-19.
Lalu bagaimana jika orang tua kita sehat-sehat saja? Tidak ada jawaban yang mudah. Ahli kesehatan masyarakat mengatakan cara virus menginfeksi seseorang tidak dapat diprediksi. Sekitar 25 persen pasien Covid-19 tidak menunjukkan gejala.
“Pertemuan keluarga secara virtual menjadi alternatif yang lebih aman saat ini,” kata Benjamin.
Namun, jika Anda memaksa tetap ingin bertemu, maka pastikan bahwa di antara kalian melakukan tes kesehatan dan bebas dari gejala Covid-19.
Ketika sudah memutuskan bertemu, gunakanlah masker dan hindari mencium dan kontak langsung lainnya.
4. Bagaimana kalau pergi ke salon atau tukang cukur?
Tidak ada jawaban yang jelas. Sejumlah negara dan asosiasi profesional merekomendasikan untuk melakukan pembatasan jumlah pelanggan ketika salon dibuka. Selain itu, mereka harus menggunakan APD yang mumpuni, membersihkan kursi, wastafel, dan permukaan lainnya untuk memastikan kebersihan.
“Para pekerja salon harus tetap berada di rumah jika sakit atau melakukan kontak dengan yang sakit. Pemilik usaha harus memastikan pegawainya tidak berkumpul di dapur atau ruang istirahat,” katanya Amanda Castel, profesor epidemiologi Milken Institute School of Public Health, George Washington University.
5. Bagaimana dengan pergi ke restoran?
Banyak negara bagian merekomendasi restoran membatasi kapasitas, misalkan sampai 25 persen dan mengatur meja berjarak, hanya menyediakan menu sekali pakai, dan memberikan masker kepada staf restoran.
"Itu adalah hal yang membantu mengurangi kemungkinan penyebaran infeksi," kata Plescia.
Jika restoran favorit Anda buka, perhatikan tindakan pencegahan apa yang mereka lakukan. Buat reservasi dan “perhatikan dengan siapa Anda makan malam,” kata Plescia. Anggota rumah tangga adalah satu hal, tetapi "melakukan kontak fisik lebih dekat dengan teman adalah sesuatu yang harus diwaspadai orang."
6. Bolehkah bepergian?
Tanyakan dulu pada diri Anda, apakah Anda betul-betul perlu pergi. Untuk beberapa orang mereka akan lebih memilih menyetir sendiri dan bermalam di hotel.
Jika hotel menyediakan kamar yang bersih antar tamu boleh saja. Jangan lupa bawa cairan pembersih, bahkan kalau perlu bawa bantal sendiri.
Menjaga jarak saat di pesawat adalah kuncinya. Jangan lupa menggunakan masker. Jangan lupa perhatikan besar kecilnya potensi virus Covid-19 di area destinasi tujuan Anda
"Orang yang benar-benar tidak perlu bepergian harus menghindari melakukannya," kata Plescia.
7. Bagaimana jika beribadah di luar rumah?
Aturan jarak berlaku seiring dibukanya kembali rumah ibadah di beberapa tempat. Untuk itu, sebisa mungkin cobalah untuk menghindari kontak, terlepas dari aturan agama.
"Pendekatan pribadi saya adalah, cobalah memainkannya dari sisi yang berhati-hati sedikit lebih lama," kata Plescia.
“Kita perlu sedikit waktu lagi untuk sepenuhnya memahami bagaimana Covid-19 bekerja, meningkatkan pengujian, menemukan pengobatan, sampai vaksin. Kita semua lelah menjaga jarak, tapi kita bisa menyelamatkan hidup orang dengan melakukan ini.”