Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Ramal Neraca Minyak Akan Seimbang pada Juni-Juli 2020

Sejauh ini, dari kebijakan pemangkaan, negara-negara nonOPEC+, termasuk Kanada, Norwegia, dan AS, telah berkontribusi terhadap pengurangan sekitar 3,5-4 juta barel per hari.
Ilustrasi. Kapal tanker pengangkut minyak./Bloomberg
Ilustrasi. Kapal tanker pengangkut minyak./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Rusia, sekutu utama OPEC dalam kesepakatan untuk mengurangi produksi minyak dan mengurangi kelebihan global, melihat keseimbangan pasar akan terjadi pada Juni atau Juli 2020.

Dilansir Bloomberg, Selasa (26/5/2020), Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan, di seluruh dunia, produsen telah menurunkan pasokan minyak global sebesar 14-15 juta barel per hari sejauh ini. Adapun, negara-negara nonOPEC+, termasuk Kanada, Norwegia, dan AS, telah berkontribusi terhadap pengurangan sekitar 3,5-4 juta barel per hari.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitra mencapai kesepakatan bersejarah pada April lalu untuk mengurangi produksi gabungan sebesar 9,7 juta barel per hari. Kesepakatan itu muncul sekitar satu bulan setelah Rusia menolak keras pemotongan yang lebih dalam dan Arab Saudi melancarkan perang harga minyak ketika wabah virus Corona memperlambat konsumsi global.

Terlepas dari skeptisisme pasar awal, harga minyak telah melonjak hampir 65 persen dalam empat minggu terakhir, karena pemotongan OPEC+ telah berlangsung dan ekonomi termasuk China mulai dibuka kembali.

Rusia telah mencapai tingkat produksi yang dijanjikan dalam kesepakatan OPEC+, yakni memotong 2 juta barel per hari. Lebih lanjut, negara itu sepakat untuk mengurangi produksi minyak mentahnya saja pada Mei dan Juni sebesar 2,5 juta barel per hari, Rusia juga menghasilkan kondensat, hidrokarbon yang serupa kualitasnya dengan minyak mentah, dalam angka total produksi. Rusia dapat memproduksi sekitar 700.000 barel kondensat per hari.

Sementara itu, Arab Saudi, Kuwait, dan AS menjanjikan pemotongan sukarela tambahan awal bulan ini. Adapun Rusia sejauh ini belum mengisyaratkan akan mengikutinya. Novak mengatakan pada pekan lalu bahwa Rusia bermaksud secara ketat mengikuti kesepakatan OPEC+.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper