Bisnis.com, JAKARTA— World Health Organization (WHO) menyetop sementara tes obat hydroxychloroquine yang masuk daftar penawar virus corona.
Dikutip dari Bloomberg, Selasa (26/5/2020), komite gabungan memutuskan agar percobaan terhadap hydroxychloroquine dihentikan. Keputusan itu mengacu pada hasil kajian yang dilakukan Lancet, lembaga kajian kesehatan tertua dan terkemuka di bidang jurnal kesehatan.
Berdasarkan hasil kajian Lancet, penggunaan hydroxychloroquine untuk menangani virus corona justru meningkatkan risiko kematian dan kerusakan jantung.
“Penting untuk melanjutkan pengumpulan bukti pada kemanjuran dan keamanan hydroxychloroquine,” ujar Kepala Ilmuwan WHO Sournya Swaminathan dalam jumpa pers di Jenewa, Swiss.
Dia menyebut penghentian tes terhadap penggunaan hydroxychloroquine sebagai obat virus corona harus mempertimbangkan angka penurunan kematiana, penurunan waktu perawatan di rumah sakit tanpa menambah dampak merugikan.
Kendati demikian, Kepala Program Darurat Kesehatan WHO, Mike Ryan mengatakan kajian akan melanjutkan pengumpulan data. Adapun, dari percobaan yang dilakukan tak menunjukkan masalah melainkan peringatan.
Dewan Pengawasan Keamanan akan melakukan pertemuan lagi dan keputusan akan dikaji pada pekan depan hingga dua pekan ke depan.
Sebelumnya, Food and Drug Administration telah memperingatkan bahaya penggunaan Hydroxychloroquine terhadap pasien Covid-19 yang mampu meningkatkan risiko penyakit jantung pada 24 April lalu.
Hydroxychloroquine sendiri aman untuk penanganan malaria, dan kondisi medis seperti lupus atau arthritis. Akan tetapi, belum ada uji klinis yang merekomendasikan penggunaan hydroxychloroquine untuk virus corona.