Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Covid-19 Guncang Ekonomi Inggris, Program Selamatkan Perusahaan Segera Dirilis

Inggris dikabarkan berencana untuk menyelamatkan sejumlah perusahaan di sektor strategis yang terdampak pandemi Covid-19.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberikan pidato resmi pertamanya setelah sembuh dari Covid-19/ Bloomberg - Simon Dawson
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberikan pidato resmi pertamanya setelah sembuh dari Covid-19/ Bloomberg - Simon Dawson

Bisnis.com,JAKARTA - Inggris dikabarkan berencana untuk menyelamatkan sejumlah perusahaan di sektor strategis yang terdampak pandemi Covid-19.

Berdasarkan laporan Financial Times, dilansir Bloomberg, Senin (25/5/2020), Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak telah mengesahkan rencana untuk melakukan penyelamatan beberapa perusahaan.

Rencana itu diberi nama ‘Project Birch’, pemerintah akan menyelamatkan perusahaan-perusahaan yang terancam gagal dan dapat memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian Inggris. Ketika dikonfirmasi, Kementerian Keuangan menolak memberikan keterangannya.

Saat belum ada kepastian perusahaan-perusahaan apa saja yang akan mendapatkan prioritas penyelamatan, beberapa perusahaan dengan jumlah tenaga kerja terbesar di Inggris sudah terguncang, mulai dari maskapai penerbangan hingga otomotif.

Adapun, Rolls-Royce Holdings Plc memangkas 9.000 pekerjaan, Ovo memangkas 2.600 posisi, dan Virgin Atlantic Airways Ltd. berupaya keras untuk menghindari ancaman kebangkrutan.

Jaguar Land Rover, perusahaan otomotif terbesar di Inggris dengan jumlah tenaga kerja mencapai 38.000, tengah berdiskusi dengan perbankan untuk mendapatkan pinjaman lebih dari 1 miliar pounds (US$1,2 miliar).

Meski sebagian besar industri penerbangan terpukul sangat keras akibat pandemi Covid-19, pemerintahan di bawah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meminta para pengusaha mencoba semua jalan komersial dengan bantuan pemerintah sebagai jalan terakhir.

Data statistik menunjukkan pemerintah membayarkan upah kepada 10 juta pekerja yang merupakan bagian dari stimulus senilai hampir 40 miliar pounds. Berdasarkan laporan McKinsey & Co., hampir seperempat dari tenaga kerja Inggris mengalami pemutusan hubungan kerja akibat pandemi ini, dengan kerentanan tertinggi berada pada pekerja bergaji rendah.

 

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper