Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uji Spesimen Corona Sempat di Atas 10.000 per Hari, Tapi Kok Turun Lagi

Pemeriksaan spesimen hingga mencapai lebih dari 10.000 per hari ini sempat terjadi pada Selasa (19/5/20200).
Petugas mengambil sampel lendir saat Tes PCR di Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Undip Semarang, Rabu (22/4/2020). Foto: Istimewa
Petugas mengambil sampel lendir saat Tes PCR di Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Undip Semarang, Rabu (22/4/2020). Foto: Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah sempat berhasil mencapai target pemeriksaan virus Corona (Covid-19) hingga mencapai lebih dari 10.000 spesimen. Kini, pemeriksaannya kembali merosot menjadi di bawah 10.000 spesimen. 

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan bahwa sampai dengan Kamis (21/5/2020), jumlah spesimen terkait Covid-19 yang diperiksa mencapai 219.975 spesimen. 

“Sampai hari ini spesimen yang diperiksa mencapai 219.975 spesimen dengan real time PCR maupun tes cepat molekuler (TCM),” ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Kamis (21/5/2020). 

Jumlah spesimen yang diperiksa ini meningkat 8.092 spesimen jika dibandingkan hari sebelumnya yaitu pada Rabu (20/5/2020) dengan pemeriksaan sebanyak 211.883 spesimen. 

Peningkatan pemeriksaan spesimen hingga mencapai di atas 10.000 per hari ini sempat terjadi pada Selasa (19/5/20200). Saat itu, spesimen yang diperiksa mencapai 202.936 spesimen atau meningkat 12.276 jika dibandingkan hari sebelumnya Senin (18/5/2020) dengan jumlah 190.660 spesimen.

Perkembangan Pemeriksaan Spesimen Covid-19 Sejak 18 - 21 Mei 2020:

TanggalJumlah Spesimen
18 Mei 2020190.660
19 Mei 2020202.936
20 Mei 2020211.883
21 Mei 2020219.975

Sumber: Kemenkes.

Sementara itu, sebelumnya Presiden Joko Widodo sempat menagih target kapasitas uji spesimen virus Corona berbasis PCR sebanyak 10.000 per hari pada pekan lalu. Dia telah meminta percepatan kapasitas tes sejak medio April 2020. 

Jokowi pada rapat terbatas pekan lalu juga menjelaskan bahwa data yang dia terima, sebanyak 104 laboratorium telah masuk dalam jaringan penanganan Covid-19. 

Namun, sebanyak 51 laboratorium di antaranya belum melakukan rujukan pemeriksaan.

Sebelumnya, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menjelaskan ketersediaan SDM menjadi satu kendala utama. 

Hal ini terjadi karena sebelumnya hanya ada satu shift petugas laboratorium dengan durasi kerja 8 jam per hari. 

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Gugus Tugas Covid-19 telah berupaya melakukan penambahan SDM melalui kerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di setiap wilayah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper