Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jerman dan Prancis Tawarkan Paket US$546 Miliar untuk Uni Eropa

Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menyepakati paket bantuan senilai 500 miliar euro (US$546 miliar) untuk membantu Uni Eropa pulih dari pandemi virus corona dalam langkah integrasi yang lebih ketat.
Kanselir Jerman Angela Merkel/Reuters
Kanselir Jerman Angela Merkel/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menyepakati paket bantuan senilai 500 miliar euro (US$546 miliar) untuk membantu Uni Eropa pulih dari pandemi virus corona dalam langkah integrasi yang lebih ketat.

Setelah konferensi video antara kedua pemimpin, Merkel mengatakan bahwa Jerman akan menerima pendanaan dalam kerangka anggaran Uni Eropa, yang dibiayai dengan pinjaman tambahan. Dana itu akan diberikan sebagai hibah kepada negara-negara anggota yang paling terpukul oleh virus.

Dia mengatakan obligasi yang diterbitkan oleh Komisi Eropa akan dilunasi dari anggaran Uni Eropa, yang sebagian besar ditanggung oleh Jerman.

"Uni Eropa harus bertindak bersama, negara bangsa tidak memiliki peluang jika bertindak sendiri. Ini adalah tantangan terbesar dalam sejarah Uni Eropa," kata Merkel bersama Macron, dilansir Bloomberg, Selasa (19/5/2020).

Proposal ini menandai langkah penting dalam upaya menopang proyek Eropa dan kemungkinan kemenangan bagi Macron, yang menyerukan Jerman dan negara-negara utara yang lebih kaya untuk berbuat lebih banyak untuk membantu negara di Eropa bagian selatan yang paling menderita.

Namun demikian, rencana itu masih dalam tahap awal. Kesepakatan akhir akan membutuhkan dukungan dari 27 negara anggota, dan Austria segera memberi isyarat penolakan terhadap batuan langsung. Seorang juru bicara untuk Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan komisi itu harus datang dengan proposal yang dibahas semua anggota.

Jika berhasil, rencana itu akan meringankan beberapa tekanan pada Bank Sentral Eropa, yang sejauh ini memimpin respons blok ekonomi terhadap pandemi. Bank Sentral Uni Eropa berjanji untuk membeli lebih dari satu triliun euro utang untuk menstabilkan pasar, sementara para pemimpin politik berjuang untuk mengoordinasikan upaya masing-masing.

Sementara itu, obligasi Italia melonjak terbesar sejak Maret pada Senin, 18 Mei 2020, dengan imbal hasil surat utang 10 tahun turun sebanyak 20 basis poin menjadi 1,68 persen. Premi risiko atas obligasi Jerman, menyempit menjadi 216 basis poin, level terendah bulan ini. Sedangkan euro naik 0,6 persen menjadi US$1,0887.

Presiden European Centarl Bank (ECB) Christine Lagarde memuji proposal itu sebagai proyek ambisius, tepat sasaran.

"Hal itu membuka jalan bagi Komisi Eropa untuk meminjam dana dalam jangka panjang dan, di atas semua itu juga memungkinkan sejumlah besar dukungan langsung diberikan kepada negara-negara yang paling terkena dampak krisis," katanya.

Lagarde masih bisa meningkatkan program pembelian obligasinya ketika para pembuat kebijakan bertemu pada 4 Juni mendatang. Anggota Governing Council telah berulang kali mengatakan akan melakukan apa yang diperlukan untuk memandu ekonomi zona euro melalui krisis. Sebelum minggu ini, sebagian besar ekonom memperkirakan hal itu akan berarti pembelian obligasi tambahan senilai 500 miliar euro tahun ini.

ECB prihatin bahwa jika tidak menghapus jumlah besar utang yang diperlukan untuk memerangi dampak dari virus, pasar keuangan akan memperketat dan menunda pemulihan. Dalam kasus terburuk, blok itu bisa berujung pada krisis utang lain.

Hingga saat ini, respons Uni Eropa telah tertunda oleh perselisihan tentang apa yang disebut Eurobonds, dengan Prancis dan Italia menyerukan untuk bersama-sama menerbitkan utang untuk melindungi keuangan publik di negara-negara yang paling terpukul. Komisi memproyeksikan bahwa utang publik Italia akan mendekati 160 persen dari produk domestik bruto pada akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper