Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Covid-19, Maersk Proyeksikan Penurunan Volume Pengiriman 25 Persen

A.P. Moller-Maersk A/S memperkirakan penurunan volume pengiriman hingga 25 persen pada kuartal II/2020, menyusul anjloknya permintaan akibat akibat pendemi Covid-19.
Kapal Maersk Line/ JIBI
Kapal Maersk Line/ JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Peursahaan pelayaran terbesar dunia, A.P. Moller-Maersk memperkirakan penurunan volume pengiriman hingga 25 persen pada kuartal II/2020, menyusul anjloknya permintaan akibat akibat pendemi Covid-19.

Perusahaan pengiriman peti kemas yang berbasis di Copenhagen ini mengatakan pandemi virus Corona memberikan dampak signifikan pada aktivitas bisnis.

Perusahaan saat ini memperkirakan pasar kontainer global terkontraksi tahun ini. Sebelumnya, Maersk memperkirakan pasar kontrainer masih akan tumbuh antara 1-3 persen hingga akhir tahun.

Sinyal suram dari Maersk didapat menyusul peringatan dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) bulan lalu bahwa pandemi Covid-10 dapat mengakibatkan terjadinya penurunan alur perdagangan internasional yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Maersk mengatakan bahwa perdagangan kontainer global turun 4,7 persen pada kuartal I/2020 karena Covid-19 memukul rantai pasokan dan permintaan.

"Covid-19 dan lockdown sejumlah negara telah menyebabkan penurunan dalam produksi dan permintaan di sebagian besar dunia. Sementara beberapa negara perlahan mulai membuka perekonomian, yang lainnya masih dalam tahap awal,” ungka Maersk, seperti dikutip Bloomberg.

Terlepas dari suramnya prospek perekonomian global, Maersk berhasil mencatrat pertumbuhan laba operasionalnya. Maersk melaporkan revisi EBITDA sebesar US$ 1,52 miliar, naik dari angka awal sebesar US$ 1,4 miliar

"Bukan tidak mungkin jika EBIDTA akan mencapai dekat target US$5,5 miliar yang diumumkan sebelum proyeksi 2020 ditangguhkan,” kata ekonom investasi di Nordnet, Per Hansen.

“Namun, kuartal kedua akan terbebani oleh ketidakpastian yang sangat besar," lanjutnya.

Pendapatan Maersk meningkat menjadi US$9,57 miliar, sedikit lebih baik proyeksi para analis yang mencapai US$9,36 miliar.

Arus perdagangan global tengah terganggu dengan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya karena baik produsen maupun konsumen dibatasi oleh kebijakan pembatasan sejumlah negara yang otomatis menghapus permintaan.

Akibatnya, sekitar 13 persen dari armada di seluruh dunia harus menganggur, menurut data yang dikumpulkan oleh Alphaliner.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper