Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kematian Akibat Covid-19 di Amerika Serikat Tembus 62.000

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada Sabtu (2/5/2020) WIB melaporkan kasus 1.062.446 kasus positif Covid-19.
Pekerja bersiap untuk memindahkan jenazah ke dalam trailer di luar Rumah Sakit Pusat Brooklyn di tengah pandemi virus corona di New York, Amerika Serikat, Senin (30/3/2020)./Antara/Reuters
Pekerja bersiap untuk memindahkan jenazah ke dalam trailer di luar Rumah Sakit Pusat Brooklyn di tengah pandemi virus corona di New York, Amerika Serikat, Senin (30/3/2020)./Antara/Reuters

Bisnis.com, WASHINGTON – Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada Sabtu (2/5/2020) WIB melaporkan kasus 1.062.446 kasus positif Covid-19, meningkat 30.787 kasus dari jumlah sebelumnya.

CDC juga mengatakan jumlah kematian telah meningkat 2.349 menjadi 62.406. Lembaga itu membandingkan angka pada Jumat (1/5/2020) waktu setempat dengan data sehari sebelumnya.

Angka yang dirilis CDC tidak berarti mewakili kasus COVID-19 yang dilaporkan oleh masing-masing negara bagian.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengaku yakin bahwa virus corona mungkin berasal dari sebuah laboratorium virologi China, tapi menolak menjelaskan buktinya.

Pernyataan Trump itu meningkatkan ketegangan dengan Beijing mengenai asal mula virus mematikan tersebut

Trump tidak berbasa-basi saat konferensi pers di Gedung Putih pada Kamis (30/4/2020) ketika ditanya apakah ia sudah melihat bukti yang membuatnya punya "keyakinan tingkat tinggi" bahwa virus itu berasal dari Institut Virologi Wuhan.

"Ya, ya, sudah," kata Trump, tanpa memberikan penjelasan. "Saya tidak bisa mengatakannya kepada Anda. Saya tidak diperbolehkan memberi tahu Anda soal itu."

Institut Virologi Wuhan, yang mendapat dukungan Pemerintah China, membantah tuduhan tersebut dan pejabat AS lainnya meremehkan dugaan tersebut. Banyak ahli yakin virus tersebut bersumber dari sebuah pasar satwa liar di Wuhan dan menular dari hewan ke manusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper