Bisnis.com, JAKARTA - Nissan Motor Co memperkirakan akan membukukan kerugian untuk tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2020 karena dampak pandemi virus Corona atau Covid-19.
Perusahaan yang berbasis di Yokohama, Jepang, itu menghadapi kemungkinan kerugian bersih sebesar 150 miliar yen (US$1,39 miliar) hingga 160 miliar yen (US$1,49 miliar), lebih rendah dari perkiraan sebelumnya senilai 65 miliar yen.
Adapun, pendapatan setahun penuh diperkirakan senilai 130 miliar yen (US$1,2 miliar). Angka itu di bawah perkiraan awal pada Februari lalu senilai 85 miliar yen.
Menurunnya pendapatan menunjukkan kedalaman dampak Covid-19 terhadap Nissan dan industri otomotif secara keseluruhan setelah gerai resmi dan showroom tutup serentak di seluruh dunia.
Namun, sebelum virus ini merebak pun, sebenarnya pendapatan Nissan sudah mengalami kemerosotan. Perusahaan sebelumnya terguncang oleh penangkapan mantan pemimpin Carlos Ghosn pada akhir 2018.
"Diharapkan bahwa prospek pada kuartal keempat akan jauh lebih buruk daripada pada kuartal ketiga, dan bahwa pengumuman semacam ini akan terjadi," kata analis Intelijen Bloomberg Tatsuo Yoshida, dilansir Selasa (28/4/2020).
Baca Juga
Hasilnya di kuartal pertama atau paruh pertama tahun ini, imbuhnya, kemungkinan akan jauh lebih buruk daripada kuartal keempat. Hal ini disebabkan, penghentian operasi yang diperpanjang hingga Juni.
Dalam keterangan resminya, Nissan mengatakan akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyusun laporan pendapatan karena keterlambatan dalam penutupan keuangan dan proses audit yang disebabkan oleh pandemi dan karantina di beberapa lokasi. Perusahaan berencana mengumumkan laporan keuangan pada 28 Mei 2020.
Produsen mobil itu juga mengantisipasi 90 miliar yen penurunan pendapatan operasional yang disebabkan oleh anjloknya penjualan kendaraan dan suku cadang.
Penurunan 30 miliar yen lainnya disebabkan ketentuan tambahan untuk bisnis pembiayaan penjualan. Sementara itu, penurunan pendapatan di anak perusahaan diperkirakan senilai 30 miliar yen.
Di sisi lain, Nissan telah mengajukan pinjaman senilai 500 miliar yen dari para pemberi pinjaman termasuk tiga megabank Jepang saat perusahaan ini berjuang mengatasi kemerosotan penjualan.
Sementara itu, Toyota Motor Corp telah meminta batas kredit 1 triliun yen dari dua bank besar Jepang untuk mengamankan pendanaannya. Renault SA, mitra Nissan dalam aliansi pembuatan mobil global, pekan lalu membukukan penurunan 19 persen dalam penjualan kuartal pertama.