Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waduh! Gara-Gara Corona, Ekonomi Jepang Kehilangan US$6 Miliar

Wabah virus corona di Negara Matahari Terbit itu telah memukul banyak sektor, seperti manufaktur dan pariwisata.
Sejumlah orang berada di distrik perbelanjaan dan hiburan Dotonbori di Osaka, Jepang, Rabu (8/4/2020), sehari setelah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengumumkan keadaan darurat selama sebulan untuk Tokyo, Osaka, dan lima perfektur lainnya untuk menekan angka penyebaran virus corona COVID-19./Antara/AFLO
Sejumlah orang berada di distrik perbelanjaan dan hiburan Dotonbori di Osaka, Jepang, Rabu (8/4/2020), sehari setelah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengumumkan keadaan darurat selama sebulan untuk Tokyo, Osaka, dan lima perfektur lainnya untuk menekan angka penyebaran virus corona COVID-19./Antara/AFLO

Bisnis.com, JAKARTA - Pendemi virus corona (Covid-19) telah memberikan pukulan bagi perekonomian Jepang.

Associate Professor Fukuoka Women’s University Tetsu Konishi mengatakan banyak sektor yang terimbas penyebaran virus corona tersebut.

"Jepang kehilangan ekonomi mencapai U$6 miliar sebagai dampak dari Covid-19. Dampak yang sangat besar bagi ekonomi Jepang," katanya, Sabtu (25/4/2020).

Wabah virus corona di Negara Matahari Terbit itu juga telah memukul sektor manufaktur, yang menyebabkan pertumbuhannya pada kuartal pertama 2020 tertekan hingga minus 22,4 persen, dan sektor non-manufaktur tumbuh negatif 20,2 persen.

Selain sektor manufaktur, Konishi menjelaskan sektor yang mengalami dampak paling parah adalah pariwisata. Hal itu dimulai sejak pemerintah Jepang mengumumkan pembatasan wilayah setelah kasus positif Covid-19 pertama ditemukan pada awal Februari 2020.

Hanya dalam waktu sebulan saja, kata Konishi, Jepang sudah mengalami penurunan kunjungan wisatawan mancanegara hampir 50 persen, dari 8,6 juta pada 20 Januari 2020, menjadi 4,9 juta pada 20 Februari 2020.

Adapun, penurunan jumlah wisatawan terbesar berasal dari China yang telah lebih dulu mengalami dampak corona. Lalu disusul Taiwan, Hongkong, Korea Selatan, dan Singapura.

"Dampak kepada industri pariwisata di Jepang turun ke 4,9 juta pada Februari 2020. Penurunan terbesar berasal dari China menjadi 0,7 juta setelah pada Januari tumbuh 3,1 juta kunjungan," ucap Konishi.

Bahkan, salah satu maskapai nasional asal Jepang All Nippon Airways mengalami penurunan pendapatan hingga menyebabkan defisit mencapai U$600 miliar.

Penyebab defisit ini yaitu penurunan penerbangan domestik sebesar 40 persen, sementara penerbangan internasional turun hingga 90 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper