Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Jepang Tertekan Covid-19, Diproyeksikan Kian Suram

Ekonomi Jepang berada dalam situasi yang sangat parah dan memburuk dengan cepat serta memangkas outlook ekonominnya secara keseluruhan.
Sejumlah orang berada di distrik perbelanjaan dan hiburan Dotonbori di Osaka, Jepang, Rabu (8/4/2020), sehari setelah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengumumkan keadaan darurat selama sebulan untuk Tokyo, Osaka, dan lima perfektur lainnya untuk menekan angka penyebaran virus corona COVID-19./Antara/AFLO
Sejumlah orang berada di distrik perbelanjaan dan hiburan Dotonbori di Osaka, Jepang, Rabu (8/4/2020), sehari setelah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengumumkan keadaan darurat selama sebulan untuk Tokyo, Osaka, dan lima perfektur lainnya untuk menekan angka penyebaran virus corona COVID-19./Antara/AFLO

Bisnis.com, JAKARTA - Laporan bulanan Jepang menggambarkan ekonominya memburuk untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan global akibat kerusakan yang meluas dari virus corona atau Covid-19.

Kantor Kabinet Jepang mengatakan ekonomi berada dalam situasi yang sangat parah dan memburuk dengan cepat serta memotong pandangannya tentang ekonomi secara keseluruhan untuk dua bulan berturut-turut.

Dilansir melalui Bloomberg pada Kamis (23/4/2020), Jepang menurunkan ekspektasinya untuk pengeluaran konsumen, produksi, pendapatan perusahaan dan lapangan pekerjaan.

Untuk proyeksi ekonomi, Jepang memperkirakan kondisi yang ekstrim akan terus berlanjut karena pandemi.

Prospek yang suram disampaikan setelah jumlah kasus virus yang terkonfirmasi di Jepang naik melampaui 11.000 kasus dan Perdana Menteri Shinzo Abe telah memperluas status darurat agar mencakup seluruh negara.

Beberapa analis melihat ekonomi Jepang akan menyusut lebih dari 20 persen pada kuartal II/2020.

Dilansir melalui NHK, pemesanan untuk perjalanan kereta domestik untuk liburan musim semi mendatang hampir sepersepuluh dari tingkat tahun lalu, karena orang-orang didesak untuk tinggal di rumah.

Pemerintah juga menurunkan penilaian ekspor untuk pertama kalinya dalam 15 bulan terakhir, dan pandangannya tentang produksi industri untuk pertama kalinya diturunkan dalam empat bulan.

Produksi dan ekspor mobil negara itu juga merosot karena permintaan global yang menurun dan pasokan suku cadang yang terbatas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper