Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Diminta Bubarkan Staf Khusus Milenial, Berapa Gaji dan Apa Pekerjaan Mereka?

Dia menilai peran para staf khusus milenial tak terlalu dirasakan oleh publik. Stafsus milenial justru kerap memunculkan polemik dan malah menjadi beban presiden.
Presiden Joko Widodo bersama staf khusus (kiri ke kanan) CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra, Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi, Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara, Peraih beasiswa kuliah di Oxford Billy Gracia Yosaphat Mambrasar, CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung, Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia dan Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Aminuddin Ma'ruf di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11/2019)./ANTARA FOTO-Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo bersama staf khusus (kiri ke kanan) CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra, Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi, Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara, Peraih beasiswa kuliah di Oxford Billy Gracia Yosaphat Mambrasar, CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung, Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia dan Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Aminuddin Ma'ruf di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11/2019)./ANTARA FOTO-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA -  Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi menilai langkah mundur CEO Ruangguru Adamas Belva Devara seharusnya diikuti oleh semua staf khusus (stafsus) milenial Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Dia menilai peran para staf khusus milenial tak terlalu dirasakan oleh publik. Stafsus milenial justru kerap memunculkan polemik dan malah menjadi beban presiden.

"Demi menjaga marwah istana dan public trust, sebaiknya seluruh staf khusus milenial mengundurkan diri saja atau Presiden Jokowi membubarkan saja staf khusus milenial yang odong-odong ini,” ujar Ari, Rabu (22/4/2020).

Kehadiran stafsus milineal ini sejak awal memang menuai polemik. Tujuh orang berusia di bawah 40 tahun ini dianggap tak lebih dari etalase politik untuk menunjukkan bahwa Jokowi merupakan presiden milenial.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 144 Tahun 2015 tentang besaran hak keuangan bagi Staf Khusus Presiden, Staf Khusus Wakil Presiden, Wakil Sekretaris Pribadi Presiden, Asisten, dan Pembantu Asisten, Staf Khusus Milenial juga mendapatkan hak bulanan sebesar Rp51 juta. Gaji mereka setara dengan pejabat eselon I.

Namun, saat pertama kali memperkenalkan mereka, Presiden Jokowi menyebut tugas mereka adalah sebagai teman diskusi. Jokowi juga membolehkan para ring-1 Istana itu tetap bekerja di perusahaan yang mereka dirikan sebelumnya.

"Ketujuh anak muda ini akan menjadi teman diskusi saya, harian, mingguan, bulanan, memberikan gagasan-gagasan segar dan inovatif sehingga kami bisa mencari cara-cara baru, cara-cara out of the box, yang melompat untuk mengejar kemajuan negara,” ujar Jokowi pada November 2019 lalu.

Tujuh orang stafsus milenial itu tepatnya diangkat pada 21 November 2019. Mereka adalah Andi Taufan Garuda Putra (32 tahun) selaku CEO Amartha MicroFintech; Putri Indahsari Tanjung (23 tahun) selaku CEO Creativepreneur dan Chief Bussiness Officer Kreafi; Adamas Belva Syah Devara (29 tahun), CEO Ruangguru.

Selanjutnya, Ayu Kartika Dewi (36 tahun) merupakan pendiri dan mentor lembaga Sabang Merauke; Gracia Billy Mambrasar (31 tahun) selaku CEO Kitong Bisa ; Angkie Yudistia (32 tahun) pendiri Thisable Enterprise; dan Aminuddin Maruf (33 tahun) mantan santri yang pernah menjadi Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) periode 2014-2016.

Menteri Sekretaris Negara Pratikno menjelaskan cara kerja 7 staf milineal ini kerap menggelar rapat membahas berbagai persoalan. Pratikno juga mengatakan ketujuh orang tersebut ikut memberikan masukan untuk pidato-pidato Presiden

"Sambutan-sambutan Presiden mereka beri masukan biar agak segar. Mereka kan selalu rapat untuk inovasi-inovasi, misalnya, kartu Prakerja, inovasi UMKM juga, memberikan rekomendasi," ujar Pratikno, Desember lalu.

Tapi, Pratikno menegaskan bahwa para stafsus tersebut tidak punya kewenangan untuk mengambil keputusan.

 "Eksekusi tetap di birokrasi," ujar dia.

Belakangan, Andi Taufan Garuda menuai polemik karena melayangkan surat berkop  Sekretariat Kabinet tertanggal 1 April 2020 kepada para camat untuk mendukung kerja sama program antara pemerintah dan PT Amartha Mikro Fintek terkait Relawan Desa Lawan Covid-19.

Andi dinilai memanfaatkan jabatannya melancarkan program kerja sama perusahaannya dengan pemerintah.

Andi sudah meminta maaf dan menarik kembali suratnya itu. Setelah itu, dia bergeming. Istana juga menyatakan telah menegur Andi atas perbuatannya.

Setelah Andi, Belva Devara juga menjadi sorotan karena Ruangguru menjadi mitra pemerintah dalam program pelatihan online kartu prakerja. Meski membantah adanya konflik kepentingan, Belva memilih mundur dari jabatan Stafsus Jokowi.

"Saya tidak ingin membuat polemik mengenai asumsi atau persepsi publik yang bervariasi tentang posisi saya sebagai Stasus Presiden berkepanjangan," ujar Belva lewat keterangan tertulis pada Selasa (21/4/2020).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.Co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper