Bisnis.com, JAKARTA - Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan dunia menghadapi risiko kelaparan yang meluas akibat pandemi global virus Corona baru atau Covid-19.
Dilansir dari bbc.com, David Beasley, kepala Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP), mengatakan perlu tindakan mendesak untuk menghindari bencana kelaparan akibat pandemi Covid-19.
"Dunia harus bertindak bijak dan cepat," kata Beasley kepada Dewan Keamanan PBB selama konferensi video dalam bbc.com yang dilansir Bisnis pada Rabu (22/4/2020).
Jumlah orang yang menderita kelaparan bisa meningkat dari 135 juta orang menjadi lebih dari 250 juta orang. Mereka yang paling berisiko berada di 10 negara yang terkena dampak konflik, krisis ekonomi, dan perubahan iklim.
Laporan global keempat tahunan tentang krisis makanan menyoroti Yaman, Republik Demokratik Kongo, Afghanistan, Venezuela, Ethiopia, Sudan Selatan, Sudan, Suriah, Nigeria, dan Haiti.
Saat ini, di Sudan Selatan, 61 persen populasi terkena dampak krisis pangan pada tahun lalu. Bahkan sebelum pandemi melanda, sebagian Afrika Timur dan Asia Selatan sudah menghadapi kekurangan pangan parah yang akibat kekeringan dan serangan belalang yang terburuk dalam beberapa dekade.
Beasley menuturkan dirinya percaya dengan keahlian dan kemitraan yang dimilikinya, pihaknya dapat menyatukan tim dan program yang diperlukan untuk memastikan pandemi Covid-19 tidak menjadi bencana krisis manusia dan pangan.
Dalam sebuah wawancara, dia juga menyatakan kekhawatirannya bahwa terdapat 30 juta orang, dan mungkin lebih, bisa mati dalam hitungan bulan jika PBB tidak mendapatkan lebih banyak dana dan makanan.
Sementara itu, sejumlah negara-negara donor kini mengalami kesulitan keuangan akibat pandemi Covid-19 di negara mereka sendiri.
Meskipun begitu, dia menuturkan tidak ada yang mengatakan kepada dirinya bahwa negara-negara tersebut akan memalingkan punggung dari negara yang paling rentan terhadap krisis pangan.
Hanya saja, dia mengakui bahwa negara-negara tersebut perlu memastikan persediaannya aman terlebih dahulu.
Arif Husain, Ekonom senior WFP, mengatakan dampak ekonomi dari pandemi Covid-19 berpotensi menjadi bencana bagi jutaan orang yang berada di batas garis kemiskinan.
"Ini adalah pukulan palu bagi jutaan orang yang hanya bisa makan jika mereka mendapat upah," katanya.
Dia menambahkan karantina dan resesi ekonomi global telah menghancurkan perekonomian mereka, dan hanya perlu satu kejutan lagi seperti Covid-19 untuk menyulitkan mereka.