Bisnis.com, JAKARTA - Wabah Covid-19 akan membuat 130 juta orang mengalami tingkat kelaparan paling parah tahun ini, sehingga menambah 135 juta orang yang sudah dalam kategori tersebut.
Artinya, jumlah orang yang menghadapi kerawanan pangan akut naik hampir dua kali lipat tahun ini menjadi 265 juta orang.
Penyebabnya adalah kemerosotan ekonomi akibat wabah Covid-19, menurut Badan Pangan PBB (WFP).
Badan itu membutuhkan dana sebanyak US$10 sampai US$12 miliar untuk mendanai program bantuannya tahun ini akibat mewabahnya pandemi virus Corona.
Dampak dari hilangnya pendapatan sektor pariwisata dan pembatasan lain terkait dengan pandemi virus Corona ikut berkontribusi atas bencana wabahm tersebut.
"Covid-19 berpotensi menjadi bencana bagi jutaan orang. Kita harus bersatu untuk menangani ini karena jika kita tidak melakukannya biayanya akan terlalu tinggi, banyak korban jiwa dan banyak mata pencaharian yang hilang," kata Arif Husain, kepala ekonom dan direktur penelitian, penilaian dan pemantauan WFP seperti dikutip Aljazeera.com, Rabu (22/4/2020).
Husain mengatakan sangat penting untuk bertindak cepat mencegah orang-orang yang sudah hidup miskin dan menjual aset mereka. Disebutkan Husain dibutuhkan waktu bertahun-tahun bagi kelompok ini untuk menjadi mandiri lagi.
Dalam beberapa kasus telah terjadi petani menjual alat pertanian atau lembu mereka. Hal itu bisa berdampak buruk bagi produksi pangan dunia selama bertahun-tahun, katanya.
"Ini adalah orang-orang yang kami khawatirkan, mereka yang baik-baik saja sebelum Covid-19, sekarang berubah," katanya seperti dikutip Theguardian.com.
Dia mengaku "benar-benar khawatir" tentang orang-orang yang tinggal di negara-negara dengan sedikit atau tanpa jaring pengaman sosial dari pemerintah.