Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BUMDes Jadi Penggerak Ekonomi Desa

BUMDes mampu melebarkan bisnisnya hingga mencakup usaha di rest area seperti pengelolaan warung makan, toserba, hingga kolam renang.
Sejumlah wisatawan berswafoto di kawasan pantai yang terbentuk dari fenomena akresi (penambahan garis pantai dari darat menuju laut akibat sedimentasi bertahun-tahun) di Desa Surodadi, Sayung, Demak, Jawa Tengah, Selasa (11/2/2020). Munculnya pantai berpasir hitam seluas sekitar 4 hektare akibat fenomena alam tersebut menjadi potensi destinasi wisata baru yang rencananya akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) guna meningkatkan ekonomi masyarakat setempat./ANTARA FOTO-Aji Styawan
Sejumlah wisatawan berswafoto di kawasan pantai yang terbentuk dari fenomena akresi (penambahan garis pantai dari darat menuju laut akibat sedimentasi bertahun-tahun) di Desa Surodadi, Sayung, Demak, Jawa Tengah, Selasa (11/2/2020). Munculnya pantai berpasir hitam seluas sekitar 4 hektare akibat fenomena alam tersebut menjadi potensi destinasi wisata baru yang rencananya akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) guna meningkatkan ekonomi masyarakat setempat./ANTARA FOTO-Aji Styawan

Bisnis.com, JAKARTA – BUMDes bisa menjadi salah satu penggerak ekonomi desa. Seperti yang dilakukan oleh Silatri Indah, BUMDes asal Desa Beran, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah yang berhasil memanfaatkan aset desanya untuk mendorong tumbuhnya ekonomi desa.

Dalam kegiatan visitasi online yang diadakan oleh Lembaga Administrasi Negara untuk Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN), H. Ahmad salah satu direksi dari Silatri Indah berbagi pengalaman tentang pengelolaan BUMDes yang telah dimulai sejak 2012 tersebut.

Berbicara melalui video conference, Ahmad menuturkan bagaimana dirinya mengembangkan dan mengelola BUMDes yang bergerak di bidang peternakan berupa penggemukan sapi tersebut secara profesional, transparan, dan terbuka.

Dengan modal usaha yang didapat dari penyertaan saham masyarakat Desa Beran ditambah penyertaan modal dari pemerintah desa, BUMDes ini mampu melebarkan bisnisnya hingga mencakup usaha di rest area seperti pengelolaan warung makan, toserba, hingga kolam renang.

Seperti dikutip dalam situs resmi pemerintah desa Beran, secara rata-rata omset Silatri Indah mencapai Rp 146 juta per tahun.

“Kami sebetulnya optimistis dengan pengembangan dan inovasi yang terus dilakukan, Silatri Indah bisa mendapatkan omzet sebesar Rp1 miliar per tahun. Namun karena adanya pandemi Corona saat ini, target tersebut tampaknya masih sulit dicapai, tapi kami optimistis setelah ekonomi stabil, kami bisa mencapainya,” tutur Ahmad, dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Rabu (22/4/2020).

Erfi Mutmainah, Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Kepemimpinan Nasional dan Manajerial Aparatur Sipil Negara dari LAN, berharap dengan adanya visitas online ini, para peserta bisa belajar tentang kepemimpinan strategis dan manajemen strategis pada level desa atau pemerintah daerah dan instansi lainnya untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional secara umum.

“Visitasi online juga merupakan sarana sharing inovasi yang telah dilakukan oleh dan terhadap lokus yang dikunjungi sehingga terbangun pengertian dan kesepahaman antara peserta dan stakeholders di lokus dalam menyikapi perubahan dan rencana tindak lanjut bagi kemajuan lokus,” ujarnya kepada 60 peserta PKN II, angkatan ke-7 yang mengikuti visitas online tersebut.

Kegiatan ini juga diharapkan dapat menumbuhkan kepekaan dan kepedulian peserta terhadap kondisi sosial-ekonomi-fisik di level masyarakat melalui strategi pengembangan potensi yang cocok bagi peningkatan kualitas di bidang tertentu sesuai kebutuhan nyata di daerah.

Sebagai produk akhir kegiatan tersebut diharapkan para peserta dapat memberikan masukan kepada perangkat desa dan pemangku kepentingan lainnya untuk melakukan terobosan baru dan inovatif dalam pengembangan ekonomi pedesaan yang manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat Desa Beran.

Visitas online ini merupakan terobosan untuk menggantikan visitasi langsung yang terkendala pembatasan sosial untuk mengurangi risiko penularan virus Covid-19.  Meski dilakukan secara online, tetapi tidak menyurutkan aparatur sipil negara untuk mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) yang diadakan oleh Lembaga Administrasi Negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dewi Andriani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper