Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dukung Ekonomi saat Pandemi, Singapura Tambah Stimulus US$2,7 Miliar

Otoritas setempat juga akan meningkatkan pengujian secara substansial untuk dengan cepat mendeteksi setiap kasus yang muncul.
Patung Merlion berdiri di depan gedung-gedung pencakar langit di Singapura, Selasa (24/3/2020)./Bloomberg-Wei Leng Tay
Patung Merlion berdiri di depan gedung-gedung pencakar langit di Singapura, Selasa (24/3/2020)./Bloomberg-Wei Leng Tay

Bisnis.com, JAKARTA - Singapura akan memperpanjang masa lockdown parsial selama empat pekan hingga 1 Juni untuk terus mengurangi kasus penularan virus corona di tengah masyarakat.

Pada saat yang sama, pemerintah setempat akan memberikan tambaha S$3,8 miliar atau senilai US$2,7 miliar untuk mendukung bisnis yang terdampak dari guncangan ekonomi.

Dilansir Bloomberg, pihak berwenang juga akan meningkatkan pengujian secara substansial untuk dengan cepat mendeteksi setiap kasus yang muncul di tengah kekhawatiran meningkatnya kasus tanpa penularan langsung (unlinked cases).

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan bahwa Singapura akan menutup lebih banyak tempat kerja dan hanya layanan penting yang tetap buka.

"Banyak yang akan kecewa dengan perpanjangan pembatasan ini, terutama bisnis dan pekerja yang sangat terpukul. Tetapi kami harus terus menurunkan infeksi harian lebih tajam, menjadi satu digit, atau bahkan nol," katanya, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (21/4/2020).

Sejak akhir Maret, Singapura melaporkan lonjakan transmisi lokal yang sebagian besar memengaruhi pekerja asing yang tinggal di asrama yang padat, menyulitkan upaya untuk mengekang penyebaran.

Untuk saat ini, pemerintah setempat telah memperketat aturan masuk dari luar negeri, mewajibakan penggunaan masker, mengucurkan miliaran dolar ke dalam ekonomi dan memberlakukan lockdown parsial selama beberapa pekan untuk menahan penyebaran wabah Covid-19.

Pada Selasa (21/4/2020), Singapura mencatat 1.111 kasus Covid-19 baru. Hal ini membuat jumlah total infeksi menjadi 9.125, dan merupakan hari kedua berturut-turut di mana jumlah kasus baru melewati 1.000.

Negara itu mencatat lonjakan harian terbesar dengan 1.426 kasus baru yang dilaporkan pada Senin (20/4/2020).

"Saya harap Anda mengerti bahwa penderitaan jangka pendek ini adalah untuk membasmi virus, melindungi kesehatan dan keselamatan orang-orang yang kita cintai, dan memungkinkan kita untuk menghidupkan kembali ekonomi kita," kata Lee.

Meningkatkan pengujian juga merupakan prioritas sekarang. Untuk melakukan itu, Singapura tidak hanya menyediakan alat uji dan peralatan dari negara lain, tetapi juga dengan mengembangkan dan membuat alat uji sendiri.

Hingga 14 April, negara ini telah menguji 94.796 orang dan memiliki tingkat pengujian sekitar 16.600 swab per satu juta penduduk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper