Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usai Ajak Debat, Ekonom Indef Respons Mundurnya Stafsus Jokowi

Ekonom Indef Bhima Yudhistira menyatakan tantangan debatnya dengan Belva Devara tak lagi berlaku.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara (kanan) dan Peneliti Indonesia for Global Justice (IGJ) Hafidz Arfandi memberikan paparan dalam diskusi bertajuk Di Bawah Bayangan Perang Dagang & Ancaman Defisit Berkepanjangan, di Jakarta, Selasa (18/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara (kanan) dan Peneliti Indonesia for Global Justice (IGJ) Hafidz Arfandi memberikan paparan dalam diskusi bertajuk Di Bawah Bayangan Perang Dagang & Ancaman Defisit Berkepanjangan, di Jakarta, Selasa (18/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom Indef Bhima Yudhistira memberikan respons atas mundurnya CEO Ruangguru, Belva Devara dari jabatan Staff Khusus Presiden Joko Widodo.

Seperti diketahui, Bhima sempat melayangkan ajakan berdebat Belva mengenai keikutsertaan Ruangguru sebagai platform pelatihan Kartu Prakerja pada 19 April lalu. Sementara itu, Belva baru saja mengumumkan keputusan mundurnya sebagai stafsus Presiden Joko Widodo pada Selasa (21/4/2020).

Dalam siaran persnya, Bhima mengaku mengapresiasi mundurnya Belva Devara dari posisi Staff Khusus Presiden sebagai bentuk pertanggung jawaban milenial untuk lebih profesional dalam menjalankan bisnisnya.

“Belva telah menunjukkan bahwa milenial harus memiliki integritas dan bisa menghindari konflik kepentingan yang muncul ketika berada dalam posisi di pemerintahan,” ujarnya, Selasa (21/4/2020).

Namun, Bhima menilai, permasalahan terkait Kartu Prakerja tidak serta merta tuntas dengan mundurnya Belva. Sebab, terdapat beberapa hal yang menjadi perhatiannya.

Pertama, masih perlu dilakukan penyidikan terkait MoU mitra pelaksana Kartu Prakerja yang dilakukan sebelum Peraturan teknis dikeluarkan pemerintah.

Kedua, Kartu Prakerja tidak menjawab persoalan krisis yang dihadapi, bahwa korban PHK lebih membutuhkan bantuan berupa cash transfer/ BLT dibandingkan dengan pelatihan online.

Menurutnya, untuk mencegah pemborosan anggaran, sebaiknya Pemerintah membatalkan pendaftaran gelombang kedua, dan mengalihkan seluruh anggaran Kartu Prakerja agar berdampak langsung pada daya beli masyarakat yang terkena Covid19.

Ketiga, dibandingkan dengan memberikan pelatihan online, lebih baik pemerintah memberikan subsidi internet selama 3-5 bulan kepada seluruh rakyat Indonesia sehingga masyarakat bisa mengakses konten pelatihan serupa di Youtube dan platform gratis lainnya.

Selain itu, dia juga berharap Staff Khusus Milenial lainnya yang memiliki konflik kepentingan antara bisnis dan jabatan publik untuk mengikuti jejak Belva. yakni memilih salah satunya tetap menjadi Staffsus atau profesional melanjutkan bisnis startupnya.

“Perjalanan karier kawan-kawan Millenial masih cukup panjang, dan generasi milenial yang jumlahnya 90 juta orang di Republik ini akan mengawasi setiap langkah kawan-kawan. Maka jagalah amanah ini dengan sebaik-baiknya. Kalian adalah harapan sekaligus contoh bagi rakyat Indonesia,” ujarnya.

Selain itu, Bhima juga menyebutkan dengan berakhirnya posisi Belva sebagai Staff Khusus, maka berakhirlah undangan debat yang sempat dilayangkannya.

“Saya tidak memiliki masalah dengan Belva secara personal, melainkan hanya ingin mengajak bertukar pandangan terkait posisinya sebagai Staff Khusus Presiden,” Pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper