Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal, Paulus Waterpauw, mengatakan anggotanya yang terlibat konflik dengan prajurit TNI sedang melakukan konsolidasi. "Iya ada konsolidasi, masuk ke markas masing-masing, senjata taruh di gudang," ujar Paulus saat dihubungi, Senin (13/4/2020).
Pertikaian antara oknum TNI dan Polri terjadi pada 11 April 2020. Menurut Paulus, penyebab bentrok karena masalah sewa motor. Salah seorang anggota Kepolisian Resor Memberamo Raya, kata Paulus, menyewa motor tukang ojek yang pangkalannya berada di dekat Markas Satuan Tugas Batalion Infanteri 755/Yalet.
Polisi tersebut menyewa motor hanya selama satu jam. "Dia janji hanya satu jam untuk jemput pastor, tapi ternyata sampai tiga jam, dan [akhirnya] ribut," ucap Paulus.
Anggota Yonif 755 yang bermarkas di dekat pangkalan ojek berupaya melerai keributan itu. Namun, belakangan malah terjadi keributan yang melibatkan anggota TNI dan Polri. Anggota polres itu kemudian melaporkan pertikaian ini ke rekannya di Polres Memberamo.
Kapolres Memberamo yang mengetahui pertikaian ini, meminta anggotanya agar tidak berbuat apa-apa. Namun, imbauan kapolres tak dihiraukan. Sehingga, beberapa anggota polres mendatangi Markas Satgas Yonif/755, hingga akhirnya pecah baku tembak yang menewaskan 3 anggota Polres Memberamo.
Ketiganya adalah Briptu Marcelino Rumaikewi, Briptu Alexander Ndun dan Bripda Yosias. Marcelino tewas karena luka tembak di leher sebelah kanan; Yosias mengalami luka tembak di leher kiri dan Alexander tewas dengan luka tembak di paha kiri.
Baca Juga
Paulus menyayangkan insiden bentrokan tersebut. "Ini salah paham yang disesalkan pimpinan masing-masing, karena kan harusnya mengawal wilayah bersama, saling bekerja sama," ucap dia.