Bisnis.com, JAKARTA - Dua remaja Singapura didakwa setelah video prank cara menyebarkan virus Corona Wuhan dengan menaruh kembali botol minuman yang sudah dicicipi ke rak.
Pada Kamis (9/4), pengadilan memvonis Quek Xuan Zhi dan Nigel Pang Yew Ming, keduanya berusia 17 tahun, atas tuduhan sengaja melakukan tindakan gangguan publik ketika merekam video Instagram yang mereka beri judul "Bagaimana menyebarkan Wuhan".
Dokumen pengadilan menyebut mereka diduga melakukan pelanggaran pada 6 Februari, di supermarket NTUC FairPrice di clubhouse HomeTeamNS di Bukit Batok, menurut South China Morning Post, Sabtu (11/4/2020).
Jika dinyatakan bersalah, mereka masing-masing dapat dipenjara hingga tiga bulan, didenda hingga S$ 2.000 (Rp 22,4 juta), atau dihukum dengan keduanya.
Quek dan Pang akan kembali ke pengadilan pada 8 Mei. Mereka masing-masing tetap dengan jaminan S$ 3.000 atau Rp 33,5 juta.
Pengacara Quek Tan Hee Joek meminta perlindungan identitas pada kliennya dengan mengutip ketentuan baru di bawah Undang-Undang Anak-anak dan Orang Muda yang disahkan di Parlemen untuk melindungi pelaku di bawah usia 18 tahun tetapi belum mulai berlaku.
Baca Juga
Namun, Hakim Distrik Adam Nakhoda menolak permohonan perlindungan identitas setelah Wakil Jaksa Penuntut Umum Timotheus Koh menyatakan bahwa tidak ada dasar hukum untuk itu.
Keduanya ditangkap setelah sebuah laporan polisi diajukan pada 8 Februari melalui sebuah video yang menunjukkan salah satu pemuda minum minuman di sebuah supermarket FairPrice dan meletakkannya kembali di rak.
Salah satu pemuda telah mengunggah video ke akun Instagram pribadinya, tetapi video itu mulai viral di media sosial setelah seorang kenalan merekam menyalin dan mengunggahnya secara online.
Dalam video tersebut, seorang pemuda dengan kaus putih mengambil minuman dari rak berpendingin di supermarket sebelum meneguk minuman itu, sementara laki-laki lain yang tampaknya merekam kejadian tersebut bertanya bagaimana rasa minuman itu.
Video disertai tulisan "how to spread wuhan", merujuk pada wabah virus Corona yang berawal di Wuhan, Cina tengah.
Dalam sebuah pernyataan pada 10 Februari, NTUC FairPrice mencatat bahwa pembuat video tersebut telah membuat permintaan maaf publik dan mereka telah membuang barang-barang dari rak-rak dan membayarnya.
Namun demikian, meski dianggap sebagai "video prank", supermarket mengatakan tindakan tersebut ditanggapi serius karena telah menyebabkan kepanikan yang tidak perlu bagi anggota masyarakat, mengingat adanya situasi virus Corona.
Pada Rabu, polisi mengatakan mereka tidak akan mentolerir tindakan apapun yang memicu kekhawatiran publik yang tidak semestinya, terutama selama periode sensitif virus Corona.