Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebutuhan Kas Tinggi di Tengah Corona, Bunga Pinjaman Jangka Pendek Jepang Naik

Suku bunga pembiayaan jangka pendek di Jepang meningkat seiring dengan pelaku usaha yang menimbun uang kas.
Pejalan kaki menikmati sakura yang bermekaran di tepi Sungai Sumida, Tokyo, Jepang/ Bloomberg-Loulou D'Aki
Pejalan kaki menikmati sakura yang bermekaran di tepi Sungai Sumida, Tokyo, Jepang/ Bloomberg-Loulou D'Aki

Bisnis.com, JAKARTA – Kebutuhan terhadap kas yang meningkat di tengah pandemi virus corona (COVID-19) mulai merambat ke sejumlah negara, salah satunya Jepang.

Dikutip dari Bloomberg, Jumat (10/4/2020) terdapat pertanda yang cukup jelas bahwa dunia usaha di Negeri Matarahari Terbit mulai menimbun kas untuk menghadapi virus corona. Hal ini terlihat dari suku bunga pembiayaan jangka pendek yang meningkat.

Berdasarkan data Japan Securities Depository Center Inc., tingkat bunga surat berharga komersial jangka waktu tiga bulan melompat ke level 0,23 persen. Hal ini membuat tingkat suku bunga untuk pinjaman jangka pendek mencapai level tertingginya dalam 2 tahun terakhir.

Kecenderungan menumpuk kas tidak hanya terjadi di Jepang, tetapi juga di seluruh dunia. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak resesi global yang berpotensi terjadi akibat mewabahnya pandemi Covid-19.

Berdasarkan survei Bank of Japan, kepercayaan diri pelaku industri, khususnya manufaktur, di Jepang kini mencapai level terendahnya sejak 2013. Produsen kapal, pabrikan otomotif, dan produsen metal terutama, menghadapi proyeksi yang benar-benar suram.

Chief Credit Strategis BNP Paribas SA Tokyo Mana Nakazora mengatakan bahwa jumlah perusahaan yang menumpuk kas di tengah kondisi ini terus meningkat. Dia memperkirakan tingkat bunga akan segera turun saat pasar mulai stabil.

“Perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka pendek terus bertambah, baik karena kekurangan uang ataupun ingin menyimpan uang lebih banyak untuk menghadapi kebutuhan pendanaan tiba-tiba,” katanya dikutip dari Bloomberg, Jumat (10/4/2020).

Pada Februari, total oustanding surat utang komersial di Jepang mencapai 228 triliun yen atau US$209 miliar. Namun, jumlahnya menurun pada Maret menjadi 20,9 triliun yen setelah Bank of Japan melakukan operasi pasar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper