Bisnis.com, JAKARTA - Arab Saudi meminta umat Islam di seluruh dunia untuk bersabar dan menunda rencana naik haji dan umrah di tengah ketidakpastian pandemi Covid-19.
Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Mohammad Saleh bin Taher Benten, mengatakan bahwa Arab Saudi siap menerima dan melayani peziarah kapan saja. Akan tetapi, kerajaan lebih memprioritaskan keselamatan semua orang.
“Arab Saudi saat ini menyediakan perawatan untuk 1.200 peziarah yang tidak bisa kembali ke negara asal mereka. Kami juga mengembalikan jumlah tersebut [biaya visa] kepada mereka yang memperoleh visa umrah, tetapi tidak dapat melakukan umrah, ”kata Benten kepada saluran televisi al-Ekhbariyah dilansir Al Arabiya, Rabu (1/4/2020).
Menurut laporan tersebut, Arab Saudi menghentikan semua doa di halaman luar dari dua masjid suci di Mekkah dan Madinah sebagai bagian dari langkah-langkah untuk memerangi penyebaran pandemi Covid-19.
Arab Saudi juga menghentikan semua warga negara dan penduduk untuk mengunjungi Mekkah untuk melakukan umrah atau mengunjungi Masjid Nabawi di Madinah.
Kendati demikian, belum ada keputusan pasti apakah Arab Saudi akan menyelenggarakan haji atau tidak pada tahun ini. Pemerintah Indonesia juga masih menunggu penegasan dari Arab Saudi.
Baca Juga
Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan pemerintah menyiapkan dua skenario, haji tahun ini apakah tetap diselenggarakan atau dibatalkan.
"Kemenag terus mengikuti dan memantau perkembangan kebijakan Pemerintah Arab Saudi terkait penyelenggaraan haji, termasuk perkembangan pembatasan ibadah yang dilakukan Saudi di dua kota suci, Mekkah dan Madinah. Kita juga menyiapkan mitigasi kalau pelaksanaan ibadah haji dibatalkan oleh Pemerintah Arab Saudi," katanya, Jumat (27/3/2020)
Adapun persiapan layanan di Arab Saudi terkait pengadaan layanan akomodasi, transportasi darat dan katering terus berjalan. Namun, sesuai surat dari Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, pembayaran uang muka belum dilakukan. Demikian pula untuk penerbangan.