Bisnis.com, MANILA – Filipina mengalami lonjakan harian tertinggi kasus dan juga kematian COVID-19 pada Selasa (31/3/2020), saat meningkatkan pengujian setibanya ribuan alat pendeteksi dari luar negeri dan dibukanya laboratorium baru.
Sebanyak 10 kematian baru dilaporkan, menambah total menjadi 88 kematian. Sementara jumlah kasus juga mengalami peningkatan 538 menjadi 2.084 kasus, menurut pejabat Kementerian Kesehatan Maria Rosario Vergeire.
Kementerian membuka sejumlah laboratorium baru dan melakukan lebih dari 15.000 tes, lima kali lipat dari pekan lalu, katanya, menambahkan lebih banyak rumah sakit yang mengupayakan persetujuan pemerintah untuk difungsikan sebagai pusat pengujian.
"Kami memiliki enam laboratorium lagi untuk melakukan tes," kata Vergeire. "Kami juga melakukan pelacakan kontak guna menemukan potensi infeksi baru."
Rumah sakit Filipina sedang bergelut dengan krisis alat pelindung diri, sumber daya manusia, serta kapasitas pengujian, seperti halnya di rumah sakit lain.
Filipina, negara ketiga setelah China dan Italia yang mengimbau karantina rumah bagi sebagian besar penduduknya yang berjumlah 107 juta, hingga kini melaporkan kasus lebih sedikit dari yang diperkirakan, dengan banyak kematian.
Pihak berwenang mengaitkan hal itu dengan kurangnya alat uji dan kapasitas laboratorium.
Presiden Rodrigo Duterte memensiunkan sejumlah jenderal di kabinet yang bertanggung jawab atas gugus tugas penanganan krisis, berpendapat bahwa manajemennya memerlukan disiplin ala militer.