Bisnis.com, JAKARTA -- 'Sertifikat kekebalan' akan diperkenalkan di Jerman sebagai bagian dari persiapan bagi negara untuk menghentikan penguncian atau 'lockdown'. Para peneliti ingin membawa dokumen untuk warga negara yang tidak berisiko tertular virus corona baru.
Sebagai bagian dari perjuangan Jerman melawan virus, para ilmuwan menggunakan antibodi pada peserta tes untuk mengetahui yang mana dari mereka yang memiliki penyakit dan sembuh. Tim berencana untuk menguji 100.000 orang dan mengeluarkan sertifikat untuk mereka yang telah membangun kekebalan.
Mereka kemudian akan menggunakan informasi yang diperoleh dari pengujian untuk menilai bagaimana dan kapan lockdown berakhir.Para peneliti akan memanfaatkan data itu saat mereka memberi tahu pemerintah tentang kapan sekolah akan dibuka kembali dan pertemuan massal diizinkan sekali lagi.
Baca Juga
Pusat Penelitian Infeksi Helmholtz di Braunschweig akan menjalankan proyek ini. Selama beberapa minggu kedepan, pihaknua akan melakukan tes darah untuk mencari antibodi yang diproduksi si "pembawa" penyakit. "Mereka yang kebal kemudian dapat diberikan sertifikat vaksinasi yang akan, misalnya, memungkinkan mereka dibebaskan dari segala pembatasan lockdown pada pekerjaan mereka," kata ahli epidemiologi terkemuka proyek Gerard Krause dikutip dari www.dailymail.co.uk, Senin (30/3/2020).
Hal ini disarankan oleh Kanselir Jerman, Angela Merkel. Dalam pidato pertamanya tentang pandemi virus corona, ia juga dengan tenang mengimbau alasan dan disiplin warga untuk memperlambat penyebaran virus.
Dilansir dari www.france24.com, tanggapan Merkel terhadap pandemi virus corona sebetulnya masih panjang karena masih sangat banyak pekerjaan yang sedang berlangsung dan akan dilakukan, tetapi sebuah jajak pendapat yang dirilis hari Jumat oleh televisi ZDF menunjukkan 89% orang Jerman berpikir pemerintah menanganinya dengan baik. Jajak pendapat itu melihat Merkel memperkuat kepemimpinannya sebagai politisi paling penting di negara itu, dan kenaikan 7% yang kuat untuk blok Union kanan-tengahnya setelah berbulan-bulan di mana ia terbebani oleh pertanyaan mengenai kepemimpinan masa depannya.