Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta negara di dunia agar tidak membuang-buang waktu dalam menangani Covid-19
"Kami menyia-nyiakan kesempatan pertama. Waktu untuk bertindak sebenarnya lebih dari sebulan yang lalu atau dua bulan yang lalu,” ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari Bloomberg, Kamis (26/3/2020).
Hal itu disampaikan dalam press briefing WHO pada Rabu (25/3). Menurutnya, negara di dunia memiliki kesempatan kedua seiring dengan 150 negara menunjukkan jumlah kasus di bawah 100 sehingga punya waktu untuk bersiap.
Negara yang sudah menerapkan lockdown dinilai telah memanfaatkan waktu dengan baik dalam pencegahan secara agresif. Jangka waktu lockdown tergantung pada upaya manajemen wabah setiap negara.
Kendati keputusan lockdown harus dibayar dengan mahal berupa kerugian sosial dan ekonomi, Tedros menilai hal ini lebih baik daripada membuka sekolah dan kegiatan bisnis lalu menutup kembali akibat jumlah kasus yang bertambah.
Berikut adalah enam aksi yang perlu dilakukan oleh setiap negara, di antaranya adalah:
1. Memperbanyak jumlah tenaga kesehatan dan melatihnya
2. Menerapkan sistem untuk menjaring kasus yang masuk kategori suspect
3. Meningkatkan pengujian Covid-19 dan memperluas aksesnya
4. Mengidentifikasi fasilitas (properti) yang bisa diubah menjadi pusat kesehatan virus corona
5. Menyusun rencana karantina
6. Pemerintah kembali fokus pada penekanan jumlah virus
Mike Ryan, kepala program darurat di WHO mengungkapkan dunia belum siap menghadapi pandemi. Misalnya, kerusakan pada rantai pasokan dapat mengancam pasokan sarung tangan medis yang terbuat dari karet yang diimpor hanya dari beberapa negara. Padahal tenaga kesehatan di dunia mulai kekurangan alat pelindung di seluruh dunia.
“Jika ada pelajaran dari pandemi ini, kami membutuhkan sistem kesehatan masyarakat yang lebih kuat di tingkat nasional dan global,” kata Ryan.