Bisnis.com, JAKARTA – Superspreader atau penyebar virus Corona ke banyak orang menjadi hal yang paling diwaspadai belakangan ini.
Kondisi yang terjadi, seseorang tanpa sadar bisa saja menjadi “carrier” atau pembawa virus dan bisa menulari banyak orang.
Terkait pencegahan penularan virus Corona, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid menyebutkan apa yang berlaku di direktorat jenderal yang dipimpinnya.
“Tiap hari ada absen yang dilengkapi keterangan suhu badan. Mereka yang pernah ke luar negeri dalam beberapa waktu terakhir sudah lapor diri dan dirumahkan terlebih dulu untuk mencegah,” ujar Hilmar kepada Bisnis.com, Minggu (22/3/2020).
“Kalau ada yang terpapar, tentu wajib memberitahu, bukan sekadar diimbau,” tegasnya saat ditanya prosedur yang harus dilakukan jika ada yang terpapar virus Corona.
Soal pemeriksaan kesehatan, Hilmar berharap tes massal bisa segera berjalan.
Baca Juga
“Sekarang ini sangat sulit untuk mengidentifikasi, justru karena yang terjangkit bisa tidak menunjukkan gejala,” ujarnya.
Terkait SOP, Hilmar menyebutkan Ditjen Kebudayaan berpegang pada arahan Kementerian Kesehatan melalui BNPB sebagai pimpinan satgas penanganan Covid-19 di pemerintah.
Sedangkan untuk Kemdikbud secara keseluruhan, ujarnya, protokolnya langsung dari Sekretariat Jenderal.
Sementara itu, mengatasi kondisi akibat wabah virus Corona, Ditjen Kebudayaan merencanakan sejumlah kegiatan secara online.
“Ditjen Kebudayaan akan fokus pada pengalihan sejumlah kegiatan ke media online, seperti pementasan, pertemuan webinar, dan seterusnya. Dalam minggu depan programnya akan difinalisasi,” ujar Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid kepada Bisnis.com.
Hilmar Farid membenarkan bahwa penggunaan media online akan diterapkan baik secara live maupun penyangan rekaman kegiatan. Begitu juga dengan aktivitas di galeri atau museum.
“Betul, nanti menggunakan berbagai platform media baru yang sudah ada. Sebagian bisa live, sebagian direkam,” ujar alumnus UI ini.
Pria yang sebelumnya dikenal sebagai sejarawan, aktivis, dan pengajar itu memaparkan penjajagan kerja sama dengan museum dan galeri.
“Kerjasama dengan museum dan galeri yang ada juga sedang dirintis. Mudah-mudahan dalam minggu depan sudah ada contohnya yang bisa disebarluaskan,” tambah pria kelahiran Bonn, Jerman Barat, ini.
Hilmar menambahkan, layanan online sekarang memang sudah ada. “Jadi yang akan dibuat adalah pameran koleksi khusus yang dikuratori para ahli,” ujarnya.
Terkait aktivitas Direktorat Jenderal Kebudayaan saat ini, Hilmar menyebutkan seluruh karyawan di Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja dari rumah.
“Semua staf di Jakarta sekarang kerja dari rumah, kecuali keamanan dan beberapa staf administrasi yang jumlahnya kurang dari 20 orang. Di UPT daerah-daerah juga berlaku hal yg sama. Bagi mereka yang masih bekerja di kantor kita pakai protokol dari Kementerian Kesehatan soal jagak jarak, penggunaan sanitizer, masker, dan seterusnya,” papar Hilmar.
Dia menyebutkan bahwa museum, galeri dan cagar budaya yang biasa dipadati pengunjung juga ditutup untuk sementara.
“Kerja dari rumah sudah efektif sejak awal minggu. Rapat semuanya dilakukan online. Minggu depan kita akan koordinasi dengan teman-teman dinas di daerah juga melalui jalur online,” ujarnya.