Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jack Ma Donasikan 210.000 Test Kit Virus Corona dan 1,8 Juta Masker untuk 10 Negara

Ma mengatakan bahwa Afghanistan, Bangladesh, Kamboja, Laos, Maladewa, Mongolia, Myanmar, Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka semuanya akan menerima bantuan yang mencakup pakaian pelindung, ventilator, dan termometer.
Jack Ma, pendiri e-commerce raksasa Alibaba, berbicara saat upacara penandatanganan MoU Smart Digital Hub and Digital Transformation Strategic Partnership di sebuah hotel di Bangkok, Thailand 19 April 2018./Reuters
Jack Ma, pendiri e-commerce raksasa Alibaba, berbicara saat upacara penandatanganan MoU Smart Digital Hub and Digital Transformation Strategic Partnership di sebuah hotel di Bangkok, Thailand 19 April 2018./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Pendiri Alibaba Group, Jack Ma mengatakan akan mendonasikan 1,8 juta masker wajah dan 210.00 alat uji virus corona ke sejumlah negara kurang berkembang di Asia. Ini merupakan upaya berkelanjutan dari yayasan sosialnya untuk membantu melawan pandemi global itu.

Dalam tweet terbarunya, Ma mengatakan bahwa Afghanistan, Bangladesh, Kamboja, Laos, Maladewa, Mongolia, Myanmar, Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka semuanya akan menerima bantuan yang mencakup pakaian pelindung, ventilator, dan termometer.

"Kami akan menyumbangkan persediaan darurat (masker 1,8 juta, kit uji 210K, jas pelindung, plus ventilator &dan termometer) ke Afghanistan, Bangladesh, Kamboja, Laos, Maladewa, Mongolia, Myanmar, Nepal, Pakistan dan Sri Lanka. Pengiriman cepat tidak mudah, tetapi kami akan menyelesaikannya!" ujar Jack Ma di akun melalui akun twitternya, Sabtu (21/3/2020).

Ma sebelumnya juga mengatakan bahwa Yayasan Jack Ma dan Yayasan Alibaba mengirimkan sumbangan persediaan darurat ke Amerika Serikat. Setelah sebelumnya membantu upaya melawan virus di Jepang, Iran, dan Italia, dua yayasan itu juga mengirim ribuan alat uji dan masker ke negara-negara di Afrika.

Kekurangan peralatan dan perlindungan media telah mempengaruhi penanganan wabah bahkan di negara-negara yang paling maju. Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan pihaknya membutuhkan sebanyak mungkin ventilator untuk menangani jumlah orang terinfeksi yang diperkirakan membutuhkan perawatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper