Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Virus Corona, Tak Ada Lagi Kasus Baru di China

Kini, ada 34 kasus yang dibawa dari luar negeri atau menjadi peningkatan harian terbesar dalam dua minggu, menurut Komisi Kesehatan Nasional negara itu.
Pekerja farmasi mengenakan sarung tangan bedah untuk melayani pelanggan yang membayar dengan uang tunai di apotek di Barcelona, Spanyol, Minggu (15/3/2020). Spanyol mengumumkan keadaan darurat segera selama 15 hari, yang secara signifikan membatasi mobilitas warga di negara tersebut. Perdana Menteri Pedro Sanchez dalam pidato menyatakan aksi tersebut bertujuan untuk menghentikan penyebaran virus corona. Bloomberg/Angel Garcia
Pekerja farmasi mengenakan sarung tangan bedah untuk melayani pelanggan yang membayar dengan uang tunai di apotek di Barcelona, Spanyol, Minggu (15/3/2020). Spanyol mengumumkan keadaan darurat segera selama 15 hari, yang secara signifikan membatasi mobilitas warga di negara tersebut. Perdana Menteri Pedro Sanchez dalam pidato menyatakan aksi tersebut bertujuan untuk menghentikan penyebaran virus corona. Bloomberg/Angel Garcia

Bisnis.com, JAKARTA - China hari ini, Kamis (19/3/2020), melaporkan sudah tidak ada lagi kasus baru virus corona untuk pertama kalinya sejak mulai mencatatnya pada Januari, akan tetapi mengalami lonjakan infeksi yang datang dari luar negeri.

Berkurangnya infeksi domestik menandai tahapan terpenting dalam upaya menangkal virus tersebut. Hanya saja, peningkatan kasus impor menahan kemajuan yang telah dicapai selama ini.

Kini, ada 34 kasus yang dibawa dari luar negeri atau menjadi peningkatan harian terbesar dalam dua minggu, menurut Komisi Kesehatan Nasional negara itu.

Dari 34 infeksi yang diimpor, Beijing menyumbang 21 kasus, menurut catatan harian kota tersebut seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (19/3/2020).

Di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei tengah tempat penyakit itu muncul pada manusia akhir tahun lalu, juga melaporkan tidak ada kasus baru yang dikonfirmasi untuk pertama kalinya sejak wabah itu muncul.

Delapan kematian baru dilaporkan di China  pada Rabu (18/3/2020), semuanya dari provinsi Hubei sehingga menjadikan jumlah korban tewas di negara itu menjadi 3.245 orang.

Sebanyak 80.928 orang kini telah dipastikan menderita penyakit tersebut di China seperti dikutip CNBC.com. Dari jumlah kasus terkonfirmasi itu 70.420 telah pulih dan 3.245 meninggal.

Karena penyebaran infeksi secara eksponensial di negara-negara lain dalam beberapa minggu terakhir, China sekarang menyumbang kurang dari 50 persen dari total jumlah kasus di seluruh dunia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper