Bisnis.com, JAKARTA - International Monetary Fund (IMF) akan menawarkan dana darurat sebesar US $50 untuk negara-negara terdampak virus corona. Hal itu menyusul peringatan IMF bahwa penyebaran penyakit telah mendorong pertumbuhan global tahun ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu.
Direktur Pelaksana Dana Kristalina Georgieva, mengatakan peningkatan yang diharapkan pada pertumbuhan global tahun ini rontok oleh epidemi yang merebak di 70 dari 189 negara anggota IMF.
Diantara US $40 miliar dari US $40 milIar yang ditawarkan adalah pendanaan krisis jangka pendek, sementara US $10 miliar akan tersedia tanpa bunga untuk menyehatkan pengeluaran.
Georgieva mengatakan bahwa virus bernama Covid-19 itu memukul rantai pasokan bisnis dan cenderung membahayakan negara-negara berkembang, yang banyak di antaranya tidak siap menghadapi epidemi ini.
Gubernur Bank of England (BOE) Andrew Bailey meminta pemerintah untuk menawarkan dukungan keuangan darurat guna membantu perusahaan-perusahaan melalui wabah coronavirus.
Peringatan bahwa bank sentral memiliki ruang terbatas untuk mendukung perekonomian dengan memangkas suku bunga. "Kami sekarang secara kolektif harus menyediakan beberapa bentuk pembiayaan rantai pasokan di masa depan yang tidak terlalu jauh," kata Bailey, dilansir The Guardian, Kamis (5/3/2020).
Bailey melanjutkan, BOE dan Departemen Keuangan sedang dalam pembicaraan tentang bagaimana melindungi perusahaan kecil dan menengah. "Kami harus melakukannya dengan sangat cepat," lanjutnya.
Semakin banyak bisnis di Eropa dan AS mengadopsi langkah-langkah untuk mengatasi penyebaran virus. Tesco, peritel yang berbasis di Inggris, mengatakan kepada lebih dari 5.000 karyawannya untuk bekerja dari rumah.
Staf di kantor pusat Welwyn Garden City dan kantor lainnya diminta untuk membawa fasilitas kantor yang dibutuhkan untuk bekerja dari rumah, seperti laptop dan telepon seluler.
Lloyd's of London, pasar asuransi terbesar di dunia, mengatakan protokol perdagangan darurat akan memungkinkan 1.000 staf, bersama ribuan broker dan penjamin emisi di perusahaan lain, untuk bekerja dari rumah.
Sementara itu, Bloomberg melaporkan bahwa para menteri keuangan Uni Eropa telah diperingatkan untuk mengantisipasi resesi di Italia dan Prancis jika wabah memburuk.
Pemerintah Italia yang telah mengumumkan paket ekonomi senilai 3,6 miliar euro untuk mengatasi kejatuhan ekonomi dari wabah, saat ini mempertimbangkan langkah-langkah lebih lanjut dalam upaya untuk mencegah resesi.
Georgieva mengatakan China sedang berjuang untuk pulih setelah kembali bekerja dengan lambat. Pabrik-pabrik beroperasi pada kapasitas 60 persen, meskipun mereka bertujuan untuk mencapai 90 persen dalam dua minggu ke depan.
Jatuhnya pembelanjaan oleh konsumen China juga menekan penjualan mobil. Data baru menunjukkan penjualan turun 80 persen pada Februari.
Pada Januari lalu, IMF memperkirakan pertumbuhan global tahun ini akan naik menjadi 3,3 persen dari 2,9 persen pada 2019 setelah China dan AS menyetujui gencatan senjata dalam perang dagang dua tahun mereka.
Pada Februari, IMF mengatakan wabah itu dapat memangkas 0,1 poin persentase dari proyeksi pertumbuhan 2020. "Ini adalah durasi wabah yang saat ini sulit diprediksi. Sehubungan dengan ekonomi dunia, kami telah melihat pergeseran ke skenario yang lebih buruk," katanya.