Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

'Tsunami' Virus Corona di Italia

Virus corona telah menyerang 'layaknya tsunami' di Italia. Rumah sakit menghadapi kekurangan staf karena banyak tenaga medis yang tertular virus mematikan itu.

Bisnis.com, JAKARTA – Italia seperti dilanda 'tsunami' virus corona (Covid-19). Hingga Selasa (3/3/2020) waktu setempat, virus ini telah merenggut 79 nyawa, menjadikan negara ini mencatat angka kematian terbesar setelah China, tempat wabah corona bermula.

Seorang dokter penyakit menular mengatakan virus corona telah menyerang “layaknya tsunami” di rumah sakit tempat ia bekerja. Rumah sakit lain menghadapi kekurangan staf karena banyak tenaga medis yang tertular virus mematikan itu.

Dalam berbagai wawancara, para dokter, ahli virus, dan petugas layanan kesehatan di garis depan pertempuran Italia melawan virus corona menggambarkan sistem layanan kesehatan yang mencapai batasnya.

Sebagai upaya untuk mengatasi problem ini, Italia terpaksa meluluskan perawat-perawat lebih dini dan memanggil kembali tenaga medis yang telah pensiun.

Sementara itu, rumah sakit di daerah yang paling terpukul virus ini harus menunda tindak operasi non-urgen dan berebutan untuk menambah 50 persen lebih banyak ranjang untuk perawatan intensif.

“Ini adalah skenario terburuk yang pernah saya lihat,” ungkap Angelo Pan, kepala unit penyakit menular di sebuah rumah sakit di Cremona. Dia mengatakan 35 pasien di rumah sakitnya memerlukan intubasi atau ventilasi mekanik untuk bernapas.

'Tsunami' Virus Corona di Italia

Italia telah melakukan pengujian ekstensif untuk virus corona, termasuk menguji siapa pun yang tidak menunjukkan gejala Covid-19, penyakit yang disebabkan virus itu.

Hingga Selasa malam (3/3) waktu setempat, 2.263 orang telah dinyatakan positif terinfeksi corona. Sebanyak 1.263 di antaranya dirawat di rumah sakit, termasuk 229 kasus dalam perawatan intensif.

Para ahli mengatakan bahwa meskipun sebagian besar dari kasus Covid-19 cenderung ringan, daerah di utara Italia menghasilkan kasus yang lebih parah karena menyerang populasi lanjut usia dengan insidensi kanker yang tinggi dan masalah kesehatan mendasar lainnya.

"Situasinya sangat buruk di episentrum wabah ini,” ujar Giovanni Rezza, direktur departemen penyakit menular di Institut Kesehatan Nasional Italia, seperti dilansir The Washington Post.

“Kami memiliki populasi lanjut usia, mereka membutuhkan dukungan dan bantuan rumah sakit, dan itu merupakan beban yang sangat tinggi bagi rumah sakit-rumah sakit di daerah itu,” tuturnya.

Para ahli virus meyakini virus ini telah menyebar di utara Italia selama berpekan-pekan sebelum ada yang menyadarinya. Seorang warga Italia berusia 38 tahun yang merupakan orang pertama postif terinfeksi di wilayah Lombardy, diketahui belum melakukan perjalanan apa pun ke luar negeri.

Begitu Covid-19 mulai menjalar, rumah sakit-rumah sakit di wilayah itu pun seketika kewalahan menangani kasus-kasus yang terus bertambah. Pada saat itu, puluhan dokter dan petugas kesehatan lainnya telah terinfeksi.

“Pelajarannya adalah kita harus turun tangan dengan sangat, sangat cepat dan dengan cara yang sangat berat. Jika tidak, kita akan memiliki beban penyakit yang tinggi yang akan membahayakan sistem kesehatan. Kita tidak bisa berkompromi,” sambung Rezza.

Meski dituding lamban mendeteksi kasus pertama, otoritas kesehatan Italia kemudian mengambil tindakan tegas, dengan mengisolasi sekitar 50.000 warganya dan melakukan tes pada ribuan orang dalam upaya demi menahan penyebaran virus.

'Tsunami' Virus Corona di Italia

Para pejabat kesehatan mengatakan mereka berharap akan dapat melihat dampak dari langkah-langkah itu pada akhir pekan ini.

Rezza sendiri berpandangan upaya pembatasan dapat diperpanjang hingga melampaui dua pekan pertama agar dapat menilai dengan lebih baik apakah langkah tersebut berfungsi dan wilayah isolasi bisa diperluas.

“Penting untuk memperlambat peredarannya. Yang terburuk adalah memiliki banyak kasus di satu tempat,” terangnya.

Kondisi itulah yang kurang lebih terjadi di kota Lodi, sekitar 20 mil timur kota Milan, di mana dua lantai rumah sakit telah didedikasikan untuk 250 pasien virus corona, dengan sekitar 70 di antaranya dalam kondisi kritis.

Para dokter mengatakan bahwa mereka telah memperlakukan wabah itu seperti "peristiwa korban massal", yang diperburuk oleh fakta terpukulnya kesediaan tenaga medis mereka.

'Tsunami' Virus Corona di Italia

“Dokter, perawat, teknisi juga terinfeksi, jadi mereka terpaksa tinggal di rumah,” ujar Enrico Storti, kepala unit perawatan darurat dan intensif di rumah sakit itu.

Pejabat kesehatan Italia mengungkapkan sekitar 10 persen pekerja medis di wilayah Lombardy telah terinfeksi virus corona. Menurut Costantino Troise, kepala serikat medis Anaao Assomed, pekerja medis menyumbang sekitar 5 persen kasus infeksi di Italia.

Di sebuah rumah sakit di Lodi, Dokter Francessca Reali, 43, yang kini menjadi pasien virus corona, mengatakan gejala yang ia alami sebagian besar dirasakan ringan, meskipun lebih kuat dari gejala flu.

Dia menduga tertular virus ini sebelum para petugas kesehatan menyadari keberadaan virus corona di masyarakat dan ketika tengah bekerja seperti biasa tanpa perlindungan ekstra.

“Banyak dari kami yang positif terinfeksi virus corona,” katanya tentang para dokter di kota Lodi.

'Tsunami' Virus Corona di Italia


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper