Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korupsi Jiwasraya: Kejagung Sebut Bakal Ada Tersangka Baru

Kejaksaan Agung (Kejagung) pastikan bakal ada tersangka baru terkait perkara dugaan tindak pidana korupsi PT Asuransi Jiwasraya.
Warga melintas di dekat logo Asuransi Jiwasraya di Jakarta. /Bisnis-Abdurahman
Warga melintas di dekat logo Asuransi Jiwasraya di Jakarta. /Bisnis-Abdurahman

Bisnis.com, JAKARTA - Kejaksaan Agung (Kejagung) pastikan bakal ada tersangka baru terkait perkara dugaan tindak pidana korupsi PT Asuransi Jiwasraya.

Jaksa Agung Muda Pidana Khusus pada Kejagung, Ali Mukartono mengatakan semua saksi yang telah diperiksa berpeluang menjadi tersangka, selama ditemukan alat bukti yang menguatkan penyidik.
 
Menurut Ali, penyidik Kejagung juga bakal meminta pertanggungjawaban keenam tersangka terkait dugaan hilangnya uang negara sebesar Rp1,7 triliun pada kasus korupsi PT Asuransi Jiwasraya.
 
"Semua punya peluang untuk jadi tersangka baru dalam kasus ini, selama ada alat bukti yang cukup," tuturnya, Senin (2/3).
 
Kendati demikian, Ali menjelaskan penyidik bakal professional dan transparan dalam menangani perkara tersebut serta tidak bakal menetapkan seseorang sebagai tersangka, selama tidak ada alat bukti yang menguatkan.
 
"Semua kan harus ada alat bukti, kalau tidak ada masa kita paksakan jadi tersangka," katanya.
 
Sebelumnya, Kejaksaan Agung mengungkapkan bahwa negara berpotensi mengalami kerugian Rp13,7 triliun akibat PT Asuransi Jiwasraya berinvestasi pada 13 perusahaan bermasalah.
 
Jaksa Agung  Sanitiar Burhanuddin menilai bahwa PT Asuransi Jiwasraya diduga melanggar prinsip kehati-hatian dalam berinvestasi melalui investasi pada aset dengan risiko tinggi untuk mengejar high return.
 
Burhanuddin menjelaskan PT Asuransi Jiwasraya telah menempatkan saham sebanyak 22,4 persen senilai Rp5,7 triliun dari Aset Finansial. Menurutnya, dari jumlah tersebut, 5 persen dana ditempatkan pada saham perusahaan dengan kinerja baik (LQ 45) dan 95 persen dana sisanya ditempatkan di saham berkinerja buruk.
 
Kemudian, Burhanuddin mengatakan PT Asuransi Jiwasraya itu juga menempatkan reksadana 59,1 persen dengan nilai mencapai Rp14,9 triliun dari Aset Finansial. Menurutnya, dari jumlah tersebut, hanya 2 persen yang dikelola oleh manager investasi Indonesia dengan kinerja baik dan 98 persen sisanya dikelola oleh manager investasi dengan kinerja buruk.
 
"Sampai dengan bulan Agustus 2019, PT Asuransi Jiwasraya telah menanggung potensi kerugian keuangan negara sebesar Rp13,7 triliun," tuturnya, Rabu (18/12).
 
Belakangan, potensi kerugian negara bertambah menjadi Rp17 triliun. Kini, sudah enam tersangka dalam kasus korupsi PT Asuransi Jiwasraya yaitu Direktur Utama PT Hanson International Benny Tjokrosaputro ditahan di Rutan KPK, Presiden Komisaris PT Trada Alam Minera (Tram) Heru Hidayat ditahan di Rutan Salemba cabang Kejaksaan Agung. 
 
Kemudian, mantan Direktur Keuangan PT Asuransi Jiwasraya Hary Prasetyo di Rutan Salemba cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, mantan Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya Hendrisman Rahim ditahan di Pomdam Jaya Guntur dan eks Kepala Divisi Investasi dan Keuangan pada PT Asuransi Jiwasraya Syahmirwan ditahan di Rutan Cipinang. 
 
Terakhir adalah Direktur PT Maxima Integra Joko Hartono Tirto yang ditahan di Rutan Salemba cabang Kejaksaan Agung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper