Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komaruddin menilai rencana organisasi masyarakat (ormas) mendeklarasikan dukungan kepada Anies Baswedan untuk menjadi calon presiden 2024, sebagai tindakan menjerumuskan mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu.
Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia DKI Jakarta sedianya ingin mendeklarasikan Anies Baswedan for Presiden 2024 di Jalan Inspeksi Kali Mookevart, Semanan, Jakarta Barat, Minggu (16/2/2020), namun rencana itu batal lantaran Anies menolak.
"Deklarasi dukungan kepada Anies dari GPMI itu jebakan batman," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review itu saat dihubungi, Minggu (16/2/2020).
Menurut Ujang, deklarasi itu sebagai jebakan karena organisasi masyarakat tidak berhak mengusung calon presiden. Calon presiden harus diusung partai dengan ambang batas presidential threshold 20 persen suara pemilu sebelumnya.
"Jadi ini yang menjadi jebakan batman. Mereka tidak berhak. Yang berhak parpol."
Selain itu, kata dia, deklarasi yang dilakukan GPMI juga bakal membawa dampak negatif bagi karir politik Anies. Menurut dia, karier politik mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu berpotensi dipotong di tengah jalan.
Baca Juga
"Deklarasi itu lebih banyak mudaratnya. Nanti, justru banyak yang mau menjegal Anies," ujarnya.
Menurut dosen Universitas Al Azhar itu, saat ini Anies menjadi figur yang paling potensial untuk dicalonkan menjadi capres. Dukungan dari ormas, kata dia, bukannya membuat Anies bakal semakin kuat melainkan berpotensi menjadi goncangan baginya untuk menuju Pemilu 2024.
Kata Ujang, yang meski dipikirkan adalah karir politik Anies setelah dia tidak menjabat sebagai Gubernur DKI pada 2022 nanti. Sebab, Anies bakal mengalami masa vakum selama dua tahun untuk menuju Pemilu Presiden 2024.
"Dua tahun setelah tidak menjabat gubernur, Anies tidak ada agenda yang mendukung ke 2024," ujarnya.
Keadaan Anies, kata dia, berbeda saat Joko Widodo menjadi gubernur dan maju menjadi calon presiden. Joko Widodo maju presiden masih menyandang status gubernur dan banyak kegiatan yang dilakukan dan terekspos media.
"Sedangkan Anies saat maju menjadi gubernur tidak ada kekuatan seperti Jokowi," ujarnya.
Ketua GPMI Jakarta Syarief Hidayatullah, mengatakan Gubernur DKI Anies Baswedan tidak merestui organisasi masyarakat yang dipimpinnya mendeklarasikan mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu untuk menjadi presiden.
"Tunggu belnya besok. Beberapa hari ini kami memang sedang persiapan saja," kata Syarief.
Ormasnya, kata dia, bakal fokus mengawal Anies sampai jabatannya berakhir sampai 2022.
Menurut dia, meski deklarasi tidak jadi dilakukan, banyak masyarakat yang telah menjatuhkan pilihan ke Anies, untuk diusung menjadi calon presiden nanti.
"Bukan dia (Anies) yang akan deklarasi, tapi rakyat sudah mendaulat," ujarnya.