Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik atau BPS memperkirakan bahwa penyelenggaraan Sensus Penduduk Online 2020 dapat menjangkau sekitar 22,9 persen penduduk Indonesia sehingga mempermudah proses pencacahan sensus setelahnya.
Sekretaris Utama BPS Adi Lumaksono menjelaskan bahwa sensus penduduk (SP) pada tahun ini akan menggunakan sistem online, di mana penduduk dapat mengisi sendiri data-data untuk keperluan sensus. Penyelenggaraan SP Online berlangsung lebih awal, yakni 15 Februari 2020 hingga 31 Maret 2020 pukul 23.59 WIB.
Dia menjelaskan bahwa penyelenggaraan sensus secara online untuk pertama kalinya ini diharapkan dapat menjangkau sebagian masyarakat, sehingga proses cacah dalam sensus manual dapat lebih mudah dan cepat.
"SP Online menurut hasil uji coba sekitar 22,9 persen. Kalau nanti di dalam online sudah lebih banyak [masyarakat yang mengikuti sensus] dari itu, saya rasa akan lebih primer," ujar Adi usai gelaran sosialisasi SP Online 2020, Sabtu (15/2/2020).
Pada hari ini, BPS menyelenggarakan sosialiasi terkait SP Online kepada sekitar 300 orang generasi milenial dan generasi Z, yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dan umum. Menurut Adi, generasi yang melek digital tersebut diharapkan dapat mendorong orang-orang di sekitarnya untuk melaksanakan SP Online.
"Ini sebagai upaya mengajak masyarakat semaksimal mungkin bisa menggunakan fasilitas online," ujar dia.
Baca Juga
Untuk mengikuti sensus tersebut, masyarakat dapat dapat mengakses laman sensus.bps.go.id. Setelah itu, masyarakat perlu menyiapkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan nomor Kartu Keluarga (KK) untuk memulai sensus.