Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengklarifikasi berita yang menyebut bahwa dirinya menilai dokumen yang diserahkan pengacara hak asasi manusia (HAM) Veronica Koman kepada Presiden Joko Widodo tidak penting.
Dokumen dimaksud berisi data 57 tahanan politik serta 243 korban sipil yang tewas di Nduga, Papua, sejak Desember 2018.
Veronica mengklaim, timnya berhasil menyerahkan dokumen itu kepada Presiden Jokowi saat kunjungan Jokowi ke Canberra, Australia, Senin (10/2/2020) kemarin. Namun, Mahfud menganggap dokumen itu hanya sampah.
Warganet di Twitter pun ramai membahas berita itu, dan menyoroti komentar Mahfud MD perihal dokumen yang disampaikan Veronica kepada Jokowi.
— ? (@Adamsiapa) February 13, 2020
Iya pak iya yang ngirim emg bukan vero tapi timnya. Mungkin bpk perlu ada tambahan klarifikasi lagi ?https://t.co/goWFQfcC9z pic.twitter.com/9WKJMmRGtA
— ludovicus dwi (@ludovicusdwi) February 13, 2020
Komentar warganet itu akhirnya ditanggapi Mahfud MD lewat akun Twitter @mohmahfudmd, Kamis (13/2/2020).
Mahfud mencuit bahwa dirinya tak pernah mengatakan surat yang diberikan Veronica kepada Presiden Jokowi sampah.
Berikut cuitannya:
Sy tak pernah mengatakan surat yg diberikan oleh Veronika Komang kpd Presiden itu sampah. Yg sy katakan: Kalau ada info bhw Veronika menyerahkan surat kpd Presiden di Canberra itu info sampah sj. Sebab saat itu sy ada di sana, saksi mata: tak ada Veronika, apalagi nyerahkan surat
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) February 13, 2020
Kemudian, Mahfud juga menulis bahwa sampah yang dimaksukan dirinya adalah informasi atau berita bahwa Veronica menyerahkan surat kepada Presiden Jokowi.
Jd yg sampah itu adl info atau berita bhw Veronika menyerahkan surat kpd Presiden. Sy saksi, tak ada Veronika Komang di situ. Coba lht lg di video, apa yg sy katakan. Ada pun kalau orang2 yg menyerahkan surat kpd Presiden setiap kunjungan bnyk sekali dan itu tentu bukan sampah.
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) February 13, 2020