Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pidato Lee Hsien Loong Redam Kepanikan Warga Singapura Borong Kebutuhan Harian karena Virus Corona

wabah virus corona membuat warga Singapura panik dan memborong kebutuhan, untuk itu PM Singapura menenangkan warga lewat pidatonya.
Peneliti dari Professor Nidom Foundation (PNF) melakukan proses pemisahan cairan (ekstraksi) struktur pernafasan (respirasi) kelelawar asal Kepulauan Riau di Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/2/2020). Penelitian respirasi kelelawar tersebut untuk memastikan apakah di dalamnya terdapat virus corona 2019-n CoV dan kemungkinan untuk dibuatkan vaksin pada tahapan proses penelitian berikutnya. ANTARA FOTO/Moch Asim/
Peneliti dari Professor Nidom Foundation (PNF) melakukan proses pemisahan cairan (ekstraksi) struktur pernafasan (respirasi) kelelawar asal Kepulauan Riau di Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/2/2020). Penelitian respirasi kelelawar tersebut untuk memastikan apakah di dalamnya terdapat virus corona 2019-n CoV dan kemungkinan untuk dibuatkan vaksin pada tahapan proses penelitian berikutnya. ANTARA FOTO/Moch Asim/

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah kepala pemerintahan di Asia brupaya keras menenangkan penduduk akibat virus corona termasuk Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dengan mengunggah pidato selama sembilan menit untuk mengurangi kepanikan, rumor, dan teori konspirasi.

Para pakar kesehatan masyarakat mengapresiasi pendekatan Singapura dalam berkomunikasi dengan publik setelah warga negara tersebut panik dengan memborong kebutuhan harian, masker dan tisue toilet di pusat-pusat perbelanjaan.

Dalam pesan yang direkam itu PM Lee Hsien Loong mengatakan "ketakutan dapat mengakibatkan lebih banyak kerusakan daripada virus itu sendiri" di tengah laporan antrean panjang dan upaya warganya menimbun persediaan di supermarket lokal seperti dikutip Bloomberg.com, Selasa (11/2/2020).

Dia kemudian memandu langkah-langkah yang dapat dilakukan warga untuk membantu mencegah penyebaran virus seperti meningkatkan kebersihan.

Lee juga meyakinkan mereka bahwa kota itu memiliki cukup persediaan barang untuk kebutuhan harian.

 Selain itu, Lee meyakinkan warga Singapura bahwa virus itu tidak sama mematikannya dengan Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) pada tahun 2003. Artinya, sebagian besar orang kemungkinan akan mengalami penyakit ringan.

Dia juga mengatakan pemerintah akan mengubah pendekatannya jika virus menyebar luas untuk menghindari kebutuhan aka rumah sakit yang luar biasa.

Sedangkan di Hong Kong, pesan pemimpin Carrie Lam untuk menngenakan masker dan menutup perbatasan dengan China daratan telah memicu ketidakpercayaan.

Perawat melakukan aksi mogok, sedangkan warga setempat menentang lokasi karantina yang direncanakan pemerintah.

Warga Hong Kong juga memburu tisu toilet, pembersih tangan, beras dan bahan pokok lainnya selama lebih dari seminggu sebagimana juga terjadi di sejumlah negara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper