Bisnis.com, JAKARTA – Wabah virus corona membuat pusat perbelanjaan di Hong Kong sepi pengunjung. Pengunjung yang memakai masker wajah hanya sesekali terlihat mendatangi mall dan bergegas pergi begitu mereka selesai berbelanja.
Di toko-toko barang mewah di mal 17 lantai yang terletak di Times Square, Hong Kong, yang biasanya ramai, jumlah pramuniaga bahkan terlihat lebih banyak dari jumlah pengunjung yang datang.
Pajangan iklan Gucci dan Louis Vuitton yang biasanya menarik perhatian turis kaya asal China, yang sampai awal tahun lalu menyerbu kota untuk ekspedisi belanja cepat, sekarang sepi peminat.
Pukulan dari wabah coronavirus telah menghantam industri ritel negara kota itu karena orang-orang takut akan terpapar virus yang telah merenggut lebih dari 600 jiwa di China tersebut. Jumlah kasus yang dikonfirmasi di Hong Kong naik menjadi 24 kasus pada hari Jumat (7/2/2020).
Padahal, sektor ritel Hong Kong masih belum pulih dari tekanan akibat aksi protes anti pemerintah yang telah terjadi selama berbulan-bulan tahun lalu.
Baca Juga
Jumlah pengunjung China daratan, yang dulu datang ke Hong Kong untuk membeli segala sesuatu mulai dari jam tangan mewah hingga kosmetik, turun 53 persen pada bulan Desember dibandingkan tahun sebelumnya. Angka tersebut akan jatuh lebih jauh setelah pemerintah mengatakan akan mengkarantina orang-orang yang datang dari China daratan.
"Banyak pengecer mengatakan ini bencana," kata Nicholas Bradstreet, direktur pelaksana penyewaan di Savills Plc., seperti dikutip Bloomberg.
“Dalam 10 hari terakhir, penjualan mereka turun 70 persen hngga 80 persen dibandingkan pekan sebelumnya. Sangat sedikit pengunjung yang datang ke toko-toko, khususnya di distrik-distrik ritel utama seperti Central, Causeway Bay dan Tsim Sha Tsui,” tambahnya.