Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Hong Kong akan menutup lebih banyak pos pemeriksaan (checkpoint) di perbatasan dengan China guna membendung penyebaran virus corona (coronavirus) yang telah merenggut lebih dari 360 nyawa di Negeri Tirai Bambu.
Dalam suatu briefing pada Senin (3/2/2020), Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam menyatakan kota itu akan menutup lebih banyak akses masuk efektif mulai tengah malam Selasa (4/2/2020) termasuk Lo Wu, Lok Ma Chau, Huanggang, dan Dermaga Feri Hong Kong-Makau.
“China sudah berhenti mengeluarkan visa ke Hong Kong sebagai bagian dari upaya membendung (virus corona),” ujar Lam, seperti dilansir dari Bloomberg.
Dengan langkah terbaru ini, lanjut Lam, hanya tersisa tiga pos pemeriksaan yakni pelabuhan Shenzhen Bay, jembatan Hong Kong-Zhuhai-Makau, dan bandara.
“Jumlah total orang yang datang dari China daratan dan Makau, tidak termasuk yang tiba dari bandara, telah turun 57 persen menjadi 73.019 pada Senin (3/2), dibandingkan 170.991 pada 29 Januari, hari pertama langkah pengendalian perbatasan kota mulai berlaku,” jelasnya.
Pengumuman ini dibuat setelah lebih dari 2.500 profesional medis di Hong Kong memulai aksi mogok pada Senin (3/2), menyusul penolakan pemerintah atas permintaan mereka untuk menutup semua titik masuk dari China.
Baca Juga
Pembicaraan antara Hospital Authority Employees Alliance dan Hospital Authority gagal dilakukan setelah Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam memutuskan untuk tidak menghadirinya pada Minggu (2/2), lapor Radio Television Hong Kong.
Lebih dari 9.000 anggota telah berjanji untuk mengambil bagian dalam aksi mogok tersebut, yang akan menyebabkan penundaan layanan non-darurat.
Otoritas rumah sakit Hong Kong (Hospital Authority) pada Minggu (2/2) memperingatkan bahwa sekitar separuh dari seluruh rencana tindak operasi di rumah sakit umum harus ditunda jika aksi mogok berlanjut.
Ketua Hospital Authority Employees Alliance Union Winnie Yu menyatakan serikat pekerja akan memutuskan apakah akan meningkatkan aksi mogoknya setelah pertemuan lebih lanjut dengan staf senior Hospital Authority.
Lam sendiri mengkritik keputusan untuk aksi mogok serikat pekerja dan mengatakan hal itu dapat semakin membebani otoritas rumah sakit Hong Kong.
“Pemerintah dan pekerja kesehatan memiliki tujuan yang sama – kita sama-sama sepakat untuk mengurangi arus pendatang lintas perbatasan,” katanya.
“Pemerintah telah berupaya mencapai tujuan ini. Namun, kita harus memikirkan kepentingan masyarakat secara keseluruhan dan beberapa kebutuhan warga Hong Kong,” tambah Lam.