Bisnis.com, JAKARTA – Evakuasi warga Inggris dari Wuhan, China akibat virus corona tidak berjalan mulus.
Dilansir dari sejumlah media dari Inggris seperti BBC dan Dailymail, dikutip Minggu (2/2/2020), warga Inggris di Wuhan mengalami sejumlah hambatan yang membuat evakasi tidak berjalan dengan baik.
Ben Kavanagh, warga Inggris yang ikut dalam evakuasi menyebutkan sejumlah bangku pada pesawat dalam kondisi kosong. Disebutkan terdapat sedikitnya 200 warga Inggris di sekitar Wuhan.
Hambatan terbesar evakuasi yakni pemberitahuan yang dinilai sangat mendadak. Pesawat sewaan yang akan diberangkatkan dari wuhan direncanakan terbang pukul 05.00, sementara ketika pemberitahuan datang, di Wuhan sudah pukul 21.00 waktu setempat.
Di tengah lumpuhnya transportasi kota serta pembatasan akses berkendara dari pemerintah China, maka banyak warga Inggris yang menilai upaya menuju bandara akan sulit direalisasikan.
Meski begitu, disebutkan penerbangan ini sempat menunda waktu keberangkatan hingga tiga jam untuk membuat lebih banyak warga yang terangkut. Meski pada akhirnya penambahan itu tidak banyak membantu karena sempitnya jangka waktu menuju jam keberangkatan.
Pemerintah Inggris menjanjikan akan menjemput warganya yang masih ada di Wuhan dalam waktu dekat.
Sementara itu, Indonesia telah berhasil memulangkan hampir semua warga negara dari Wuhan ke Tanah Air. Tercatat 238 orang dari 245 warga telah naik pesawat Batik Air dan kemudian masuk ruang isolasi di pangkalan militer di Natuna.
Optimalnya jumlah warga yang dapat dievakuasi disebutkan karena persiapan yang matang. Proses pemulangan telah melalui tahapan yang ketat.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah pada pekan lalu menyebutkan pemerintah memulai persiapan evakuasi dengan cara mendata setiap WNI yang berada di Wuhan dengan bantuan dari para mahasiswa yang berada di lokasi. Kemudian setelah data valid, pemerintah akan segera melakukan tindakan evakuasi.
Faizansyah menjelaskan mekanisme pemulangan WNI dilakukan dengan dikumpulkan di titik yang ada di Kota Wuhan. Kemudian, mereka dievakuasi terlebih dahulu ke provinsi terdekat yang diberi izin pemerintah China.
Upaya yang sama juga dilakukan oleh Jepang terlebih dahulu. Upaya Perdana Menteri Shinzo Abe telah menugaskan jajarannya untuk melakukan evakuasi. Dengan upaya ini Jepang menjadi negara yang paling cepat melakukan evakuasi yakni 29 Januari 2020 lalu.
Bersamaan dengan Jepang, Amerika Serikat juga telah terlebih dahulu melakukan evakuasi memulangkan warga negaranya. Sebanyak 201 penumpang telah masuk ke Amerika dari Wuhan dengan menggunakan Boeing 747-400 Kalitta Air.