Bisnis.com, JAKARTA - Militer Amerika Serikat mengungkapkan sebanyak 11 pasukannya menderita gejala gegar otak akibat serangan rudal Iran di pangkalan Irak pada Rabu (8/1/2020).
Hal ini mengonfirmasi pernyataan AS sebelumnya yang menyatakan tidak ada pasukan yang terluka dalam serangan tersebut.
"Sementara tidak ada anggota militer AS yang tewas dalam serangan Iran pada 8 Januari di pangkalan udara Al Asad, beberapa dirawat karena gejala gegar otak dari ledakan dan masih dalam evaluasi," kata Kapten Bill Urban, juru bicara Komando Pusat AS, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Jumat (17/1/2020).
Dia menambahkan sebagai langkah kehati-hatian, beberapa anggota militer AS dibawa ke fasilitas AS di Jerman atau Kuwait untuk evaluasi lanjutan.
"Ketika dianggap layak untuk bertugas, anggota diharapkan untuk kembali ke Irak," katanya.
Serangan Iran di pangkalan udara Al Asad merupakan serangan balasan atas serangan AS di Baghdad pada 3 Januari 2020 yang menewaskan Jenderal Qassem Soleimani, komandan Pasukan Qud dari Garda Revolusi Iran.
Baca Juga
Sebelumnya, Presiden Donald Trump dan militer AS mengatakan tidak ada korban dalam serangan di pangkalan udara Ain al-Asad di Irak barat dan sebuah fasilitas di wilayah Kurdi utara.