Bisnis.com, JAKARTA - Hujan lebat yang mengguyur Ibu Kota dan sekitarnya pada pergantian tahun baru menyebabkan banjir. Bukan hanya membuat lumpuh aktivitas, bencana juga memakan korban jiwa.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa hujan intensitas esktrim ada siklusnya.
“Tapi tampaknya siklus itu semakin memendek yang biasanya 10 tahunan, 20 tahunan menjadi datang hanya dalam waktu 5 tahun atau kurang,” katanya di Gedung BPPT, Jakarta, Jumat (3/1/2020).
Dwi menjelaskan bahwa perubahan iklim menjadi faktor besar dalam mempercepat siklus tersebut. Oleh karena itu, lingkungan harus dijaga.
“Kita memang perlu beradaptasi menyesuaikan mitigasi. Pelajaran penting bagi kami adalah menyampaikan peringatan dini,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan bahwa pihaknya siap menjalankan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC). Curah hujan yang tinggi menjadi salah satu faktor utama pemicu bencana banjir di DKI Jakarta. Ini harus diperhatikan betul.
“Aplikasi TMC selanjutnya mulai dimanfaatkan dengan tujuan mampu mergurangi intensitas curah hujan di wiayah Jakarta. Dengan demikan, resiko terjadinya dampak banjir yang semakin meluas di DKI Jakarta dan sekitarnya pun dapat semakin ditekan,” katanya.
Hammam menjelaskan bahwa TMC adalah solusi teknologi untuk meminimalisir banjir di Jabodetabek. Dengan menyebar curah hujan, ini membuat intensitas turun di Ibu Kota dan sekitarnya akan berkurang.
“Upaya ini dilakukan dengan menjatuhkan hujan di daerah-daerah yang aman seperti di Selat Sunda dan Laut Jawa,” jelasnya.