Bisnis.com, JAKARTA — Saham Saudi Aramco naik 3 hari berturut-turut ke level 37,4 riyal Saudi atau sekitar US$9,97.
Kenaikan sebesar 1,63 persen itu mengerek valuasi perusahaan minyak tersebut kembali menuju level US$2 triliun, yang sudah diraihnya pada Kamis (12/12/2019).
Reuters melansir demand tambahan, terutama dari investor yang tergolong pasif, diperkirakan terjadi pada pekan ini seiring dengan bergabungnya saham Aramco dengan indeks Tadawul dan benchmark global, seperti MSCI.
Dalam Initial Public Offering (IPO) pada Rabu (11/12), Aramco melepas 1,5 persen sahamnya di harga 32 riyal Saudi di bursa saham Arab Saudi, Tadawul. Dana segar yang diperoleh perusahaan dari aksi korporasi ini mencapai US$25,6 miliar.
Nilai IPO tersebut sekaligus menjadi yang terbesar dalam sejarah, mengalahkan Alibaba saat listing di bursa New York dengan nilai US$25 miliar, pada 2014.
Aramco merupakan perusahaan terbesar dan paling menguntungkan di dunia. Namun, valuasinya dinilai tak sebesar yang diklaim oleh Pemerintah Arab Saudi.
Sebelum go public pada pekan lalu, valuasi Aramco ditetapkan berada di level US$1,7 triliun. Bahkan, ada beberapa pihak yang menilai valuasinya di bawah posisi tersebut.
Firma Bernstein misalnya, menyatakan Aramco hanya memiliki valuasi US$1,36 triliun karena besarnya kepemilikan saham milik Pemerintah Arab Saudi di perusahaan tersebut, yang mencapai 98,5 persen.
IPO Aramco merupakan bagian dari rencana kerajaan di Timur Tengah itu untuk mendiversifikasi pendapatannya, yang selama ini bergantung pada minyak.
Saham Aramco Naik 3 Hari Berturut-turut, Kembali Menuju Valuasi US$2 Triliun
Saudi Aramco go public dengan nilai US$25,6 miliar pada Rabu (11/12/2019).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
7 menit yang lalu
Kompak Balik Arah Borong Unilever (UNVR) saat Window Dressing
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
42 menit yang lalu
PDIP: Butuh 5 Kali Pilpres untuk Perbaiki Demokrasi yang Dirusak Jokowi
51 menit yang lalu