Bisnis.com, JAKARTA - Dua mantan Tenaga Ahli Madya Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden meluncurkan buku berjudul Cerita dari Sudut Istana.
Di dalam buku tersebut, sosok Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin menjadi satu topik tersendiri. Ngabalin diibaratkan sebagai sosok pemain bola, Gattuso.
Hal itu terungkap pada Diskusi Publik dan Peluncuran Buku "Cerita dari Sudut Istana" karya Alois Wisnuhardana dan Jojo Raharjo, di Wisma Antara, Jakarta, Kamis (12/12/2019).
Buku setebal 349 halaman itu ditulis oleh Jojo dan Alois, mantan Tenaga Ahli Madya Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden (KSP).
Penulis buku "Cerita dari Sudut Istana", Alois Wisnuhardana dan Jojo Raharjo, bersama Sekretaris Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Sumiati, saat peluncuran buku tersebut, di Wisma Antara, Jakarta, Kamis (12/12/2019)/Antara-Zuhdiar Laeis
Jojo, salah satu penulis buku itu mengakui kesesuaian sosok Gattuso untuk menganalogikan peran Ngabalin, sebab mantan pesepakbola itu dikenal tukang bikin morat-marit pertahanan musuh selama aktif bermain.
"Gattuso itu kan dikenal sebagai pemain yang bikin morat-marit pertahanan musuh. Intinya, jangan sampai kena kartu merah, jangan sampai offside'," kata Jojo.
Dalam buku itu, sosok Ngabalin dibahas khusus dalam bab lima yang berjudul "Ali Mochtar Ngabalin, 'Gattuso' yang ditransfer dari Klub Sebelah".
Pada halaman 101 dituliskan bahwa dalam permainan sepak bola, Ngabalin bisa diibaratkan sebagai Gennaro Gattuso di AC Milan atau Sergio Ramos di Real Madrid.
Gennaro Gattuso, perusak konsentrasi lawan-REUTERS/Stefano Rellandini
"Tugasnya merusak permainan lawan, mengacak-acak daerah pertahanan musuh dengan tak jarang melakukan 'trik-trik' membahayakan," begitu tertulis di dalam buku.
Ngabalin sebelumnya dikenal sebagai sosok yang berseberangan dengan pemerintah. Tetapi sejak awal Mei 2018 Ngabalin bergabung dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Selain soal Ngabalin, buku itu juga menceritakan beberapa persoalan yang dibagi dalam 17 bab, mulai topik soal tenaga kerja asing, utang luar negeri, Asian Games, imunisasi, pencegahan stunting, sampai dengan ancaman krisis ekonomi.
Topik-topik tersebut, kata Alois, telah dikelola dan diolah dengan bijaksana dan hati-hati oleh pihak lstana Kepresidenan, dan akhirnya disajikan kepada khalayak sebagai narasi positif.
"Kami menyusunnya sebagai suatu cerita yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi publik yang selama ini banyak berurusan dengan media, komunikasi, kehumasan, dengan segala dinamika dan tantangannya," kata Alois, diamini Jojo.