Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembicaraan Kerjasama Jet Tempur RI dengan Korsel Tetap Berlanjut

Menteri Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyebut pembicaraan kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan terkait proyek jet tempur Korean Fighter Xperiment (KFX) - Indonesian Fighter Xperiment (IFX) tetap dilanjutkan.
Profil jet tempur KFX  dari  Youtube South Korean Military Channel
Profil jet tempur KFX dari Youtube South Korean Military Channel

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyebut pembicaraan kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan terkait proyek jet tempur Korean Fighter Xperiment (KFX) - Indonesian Fighter Xperiment (IFX) tetap dilanjutkan.

Saat kunjungan kerja Menteri Pertahanan Korea Selatan Jeong Kyeong-doo ke kantornya, Mahfud menyebut pertemuan tersebut melanjutkan pembicaraan tentang kerja sama alat utama sistem pertahanan persenjataan KFX - IFX.

“Join pembuatan pesawat bersama. Itu sekarang masih di sedang di negosiasi dan vocal point dari Indonesia memang yang ditunjuk Pak Prabowo Menteri Pertahanan untuk berbicara antarmenteri pertahanan,” katanya di Kemenko Polhukam di Jakarta, Kamis (12/12/2019).

Kendati demikian, Mahfud enggan menjelaskan secara spesifik kelanjutkan kerja sama tersebut. “Tidak ada yang spesifik yang diputuskan tadi. pembicaraannya tetap dilanjutkan,” terangnya.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri Pertahanan bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Lembaga Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan bahwa kerja sama itu masih dibicarakan.

Pemerintah kata dia masih bernegosiasi terkait kerja sama tersebut. Terlebih Menteri Pertahanan Prabowo Subianto masih melihat berbagai kemungkinan keputusan yang bisa diambil.

“Masih dibicarakan, kita masih bernegoisasi terkait hal tersebut, Pak Menhan juga masih bernegoisasi dengan melihat berbagai kemungkinan keputusan yang bisa diambil termasuk terkait anggaran,” terangnya.

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan melakukan kerja sama mengembangkan jet tempur KF-X/IFX. Pesawat tempur itu direncanakan diproduksi 168 unit. Jumlah ini akan dibagi menjadi 120 unit untuk Korea Selatan dan 48 lainnya kepada Indonesia.

Pesawat ini juga direncanakan dapat diproduksi massal pada 2026. Namun belakangan pesawat ini mengalamai kendala lisensi dari Amerika Serikat. Adapun dana yang telah digelontorkan RI adalah 20 persen dari total riset yaitu US$7,5 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper