Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh, 8,32 Ton Sampah Per Hari Sesaki Teluk Jakarta!

Dengan garis pantai sepanjang 99.093 kilometer dan populasi terbesar keempat di dunia, Indonesia dipandang sebagai penyampah plastik di laut terbesar kedua di dunia setelah China.
Nelayan tengah mencari ikan di Teluk Jakarta./Antara
Nelayan tengah mencari ikan di Teluk Jakarta./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Peneliti pada Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mengatakan 8,32 ton sampah masuk Teluk Jakarta setiap hari.

Hasil riset Muhammad Reza Cordova dan Intan Suci Nurhati dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI dalam jurnal laporan ilmiah berjudul Major Sources and Monthly Variations in the Release of Land-derived Marine Debris from the Greater Jakarta Area, tersebut merupakan studi pemantauan bulanan sampah pertama di Indonesia yang mengidentifikasi enam tipe sampah dan 19 kategori sampah plastik dari sembilan muara sungai di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi selama periode Juni 2015 sampai 2016.

“Sekitar 59 persen dari sampah yang mengalir di sembilan muara sungai tersebut merupakan sampah plastik yang didominasi styrofoam,” kata Reza.

Dia menjelaskan bahwa hasil pemantauan mengestimasi aliran sampah 8,32 ton per hari berasal dari kawasan Jakarta, Tangerang, dan Bekasi.

“Angka tersebut 8—16 kali lebih rendah dibandingkan dengan estimasi dari studi-studi berbasis model,” ujarnya.

Reza mengungkapkan bahwa fakta itu menekankan pentingnya data pemantauan di lapangan untuk memvalidasi kontribusi sampah plastik dari Indonesia.

Sementara itu, Intan mengatakan bahwa kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik dan kemasan berbahan expanded polystyrene foam (EPS) program bersih sungai oleh pemerintah daerah yang konsisten menjadi kunci mengurangi sampah plastik ke laut.

Dengan garis pantai sepanjang 99.093 kilometer dan populasi terbesar keempat di dunia, Indonesia dipandang sebagai penyampah plastik di laut terbesar kedua di dunia setelah China.

Tingkat populasi, persentase sampah yang tidak terkelola, serta garis pantai yang luas, katanya, menjadi penyebabnya.

Komitmen Pemerintah Indonesia untuk mengurangi sampah laut serta mendukung target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG) 14.1 perlu didukung oleh informasi ilmiah melalui riset pemantauan yang komprehensif dalam mengidentifikasi sumber di lapangan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Zufrizal
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper