Bisnis.com, JAKARTA – Retorika antara Korea Utara dan Amerika Serikat memanas. Korut menyebut komentar yang dikeluarkan Presiden AS Donald Trump baru-baru ini membuatnya terdengar seperti "orang tua yang lalai dan labil”.
Pernyataan yang dilontarkan oleh pejabat Korea Utara Kim Yong Chol pada Senin (9/12/2019) itu adalah yang terbaru dalam retorika antara kedua negara menjelang tenggat waktu pada akhir tahun yang diberlakukan sendiri oleh pemerintah Korut untuk melakukan sebuah terobosan dalam pembicaraan nuklir.
Sebelumnya, pada Minggu (8/12), Presiden Trump mengatakan bahwa pemimpin Korut Kim Jong-un berisiko kehilangan "segalanya", jika dia melanjutkan permusuhan dan tidak melakukan denuklirisasi.
“Kim Jong-un terlalu pintar, namun sebenarnya akan banyak kehilangan, jika bertindak dengan cara yang bermusuhan. Dia menandatangani Perjanjian Denuklirisasi yang kuat dengan saya di Singapura,” kata Trump di Twitter, merujuk pada pertemuan puncak pertamanya dengan Kim di Singapura pada 2018.
Pernyataan itu dikeluarkan Trump setelah Korut mengatakan pihaknya telah sukses melakukan "uji coba yang sangat signifikan".
“Hal ini secara alamiah menunjukkan bahwa Trump adalah orang tua yang kehilangan kesabaran. Karena dia orang tua yang lalai dan labil, saat di mana kami menyebutnya 'pikun' lagi mungkin akan tiba,” ujar Kim Yong Chol, seperti dilaporkan Korean Central News Agency (KCNA).
Penghinaan itu mengingatkan hari-hari pada tahun 2017, ketika serangkaian uji coba rudal Korea Utara yang intensif mendorong Trump mengejek Kim sebagai "Rocket Man" dan mengancam akan menghancurkan negara itu secara total.
Korea Utara kemudian menyebut Trump orang tua pikun sebelum kedua orang itu mengesampingkan permusuhan mereka untuk mencatatkan sejarah melangsungkan pembicaraan mengenai nuklir. Pertemuan ini menghasilkan tiga pertemuan tatap muka, tetapi tidak berujung pada kesepakatan pelucutan senjata.
Mengutip sumber pemerintah, surat kabar JoongAng Ilbo mengabarkan bahwa Korea Selatan melihat kemungkinan provokasi Korea Utara lebih lanjut sebelum Natal, dengan potensi peluncuran satelit proyektil rudal balistik.
Di sisi lain, pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan AS akan mengusulkan pembahasan mengenai peluncuran rudal baru-baru ini dan kemungkinan eskalasi lebih lanjut dalam diskusi Dewan Keamanan PBB tentang Korea Utara pekan ini.
Menurut Cheong Seong-chang, peneliti dari The Sejong Institute, komentar terkini dari Korut merupakan peringatan bahwa Kim Jong-un akan membuat pernyataan sendiri dalam waktu dekat.
“Komentar itu tidak dipublikasikan tanpa persetujuan Kim, jadi tidak ada bedanya dengan Kim meminjam platform pejabat tingkat tinggi untuk menyampaikan perasaannya tentang penghinaan oleh Trump baru-baru ini,” jelas Cheong, seperti dilansir dari Bloomberg.
Seorang pejabat lainnya dari Korut pada Senin mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa Kim Jong-un akan membuat keputusan tentang situasi ini pada akhir tahun.
“Trump akan disarankan untuk berhenti menggunakan kata-kata menghina yang dapat lebih lanjut menyinggung ketua [Kim Jong-un],” kata Ri Su Yong, wakil ketua Partai Buruh, menurut KCNA.