Bisnis.com, JAKARTA – Kebakaran hutan yang terus berkecamuk di sepanjang pantai timur Australia mendatangkan selimut asap tebal di kota Sydney pada Selasa (10/12/2019).
Tingkat polusi di sejumlah bagian kota ini sampai melonjak menyentuh level 11 kali lebih tinggi daripada tingkat yang dianggap "berbahaya".
Sydney Opera House, salah satu bangunan paling terkenal di kota ini, dan jembatan pelabuhan nyaris tidak terlihat akibat kabut tebal. Asap yang menyelimuti digambarkan menyengat mata dan membuat sulit untuk bernapas.
People throughout coastal NSW are experiencing smoke haze this morning. Westerly winds have pushed smoke toward the coast. Smoke has settled over the city of Sydney. It will continue to linger until temperatures rise later in the day. pic.twitter.com/sajDEMUDvP
— NSW RFS (@NSWRFS) December 9, 2019
Indeks Kualitas Udara yang disusun oleh departemen lingkungan negara bagian setempat mencapai level 2.214 di beberapa pinggiran kota atau melonjak melewati ambang batas "berbahaya" yaitu 200.
Saking buruknya, polusi ini memicu alarm asap di bangunan-bangunan. Pihak otoritas mengeluarkan peringatan agar warga dengan kondisi pernapasan, atau masalah jantung dan paru-paru, untuk tetap berada di dalam rumah.
Spot the difference. The usually amazing view from Bloomberg's rooftop obscured by choking bushfire smoke. pic.twitter.com/dUnnH5Qskl
— Ed Johnson (@edwardrjohnson) December 10, 2019
“Suhu diperkirakan akan meningkat menjadi 42 derajat Celcius (107,6 derajat Fahrenheit) di barat kota,” tutur Komisaris Layanan Pemadam Kebakaran Shane Fitzsimmons, yang memimpin upaya untuk mengatasi lebih dari 80 kobaran api di seluruh negara bagian New South Wales.
“Ini akan menjadi hari yang sangat ruwet, sangat sulit untuk tim,” tambahnya, seperti dilansir dari Bloomberg,
Sepanjang musim kebakaran hutan ini, sekitar 2,7 juta hektar (6,7 juta hektar) tanah, dengan garis keliling 19.235 kilometer, dilaporkan telah terbakar.
Ganasnya kebakaran tahun ini telah memicu perdebatan tentang apakah pemerintah Australia telah melakukan cukup banyak upaya untuk membendung emisi gas rumah kaca.
Perdana Menteri Scott Morrison berulang kali menampik klaim bahwa pendekatan pemerintahannya terhadap perubahan iklim telah berkontribusi dalam cara material apa pun untuk darurat kebakaran hutan saat ini.
“Sebut saja apa adanya. Kebakaran hutan ini disebabkan oleh peristiwa cuaca ekstrem, suhu tinggi, kekeringan terburuk, peristiwa yang telah diperingatkan oleh para ilmuwan kepada kita selama beberapa dekade karena perubahan iklim,” ujar Matt Kean, menteri negara bagian NSW untuk energi dan lingkungan.