Bisnis.com, JAKARTA - Penyelesaian "fase satu" kesepakatan perdagangan AS-China akan bisa dicapai pada tahun depan, menurut pakar perdagangan dan orang-orang yang dekat dengan Gedung Putih.
Sumber tersebut mengatakan sumber persoalan alotnya perundingan itu adalah ketika Beijing menekan untuk pengembalian tarif yang lebih luas, sedangkan AS mengkonter dengan kenaikan tarif yang lebih tinggi atas produk impor China.
Presiden Donald Trump dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan dalam konferensi pers pada 11 Oktober lalu bahwa kesepakatan perdagangan tahap awal bisa memakan waktu hingga lima minggu untuk ditandatangani.
Akan tetapi sejak lebih dari lima minggu kemudian, kesepakatan masih sulit dicapai dan negosiasi bahkan menjadi lebih rumit, menurut sumber itu seperti dikutip Reuters, Kamis (21/11).
Trump dan Perwakilan Dagang Robert Lighthizer mengakui bahwa menurunkan tarif pada saat sengketa kekayaan intelektual dan transfer teknologi inti belum terselesaikan bukanlah kesepakatan yang baik untuk Amerika Serikat, menurut sumber tersebut.
Sebelumnya para pejabat Beijing mengatakan bahwa Presiden China, Xi Jinping dan Trump akan menandatangani kesepakatan pada awal Desember. Beberapa ahli mengatakan tanggal yang akan dipatok berikutnya adalah 15 Desember pada saat tarif barang Cina senilai US$156 miliar diberlakukan, termasuk barang-barang elektronik serta hadiah dan dekorasi perayaan Natal.
Baca Juga
"Jika pembicaraan benar-benar berjalan dengan baik maka kenaikan itu akan ditangguhkan," kata Christian Whiton, seorang mantan penasihat Trump dan mantan presiden George W. Bush. Menurutnya, jika tidak ada penangguhan maka AS akan menerapkan tarif tersebut sehingga memperpanjang tercapainya kesepakatan hingga tahun depan.
"Negosiasi terus berlanjut dan kemajuan sedang dibuat pada teks perjanjian fase-satu," kata juru bicara Gedung Putih Judd Deere kemarin.
Sedangkan tindakan keras aparat keamanan terhadap pengunjuk rasa di Hong Kong juga dapat mempersulit penyelesaian kesepakatan.
Sementara itu, Senat Amerika Serikat telah mengesahkan sebuah RUU yang mengecam tindakan keras aparat keamanan China atas pengunjuk rasa dan menjanjikan dukungan untuk Hong Kong meski hal itu dikritik oleh Beijing.
"Tindakan keras terhadap pengunjuk rasa di Hong Kong, yang diarahkan oleh Beijing, akan mengurangi kemungkinan kesepakatan," kata Whiton. Dia mengataan apakah mungkin Xi mencapai kesepakatan dengan Trump saat polisi memukuli para mahasiswa di Hong Kong, katanya.