Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Temui Jokowi, Pengusaha Tekstil Minta Aneka Insentif

Kedatangan pebisnis tekstil itu merupakan pertemuan kedua dengan Presiden Jokowi setelah pertemuan pertama pada 16 September 2019. Dalam pertemuan itu, para pebisnis meminta sejumlah insentif kepada pemerintah.
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kanan), Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (ketiga kanan), Menteri Perdagangan Agus Suparmanto (keempat kanan) dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (kelima kanan) menerima pengurus Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Asosiasi Produsen Serat Sintesis dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11/2019)./ ANTARA-Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kanan), Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (ketiga kanan), Menteri Perdagangan Agus Suparmanto (keempat kanan) dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (kelima kanan) menerima pengurus Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Asosiasi Produsen Serat Sintesis dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11/2019)./ ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA -- Para pengusaha tekstil yang tergabung dalam Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Asosiasi Produsen Serat Sitentis dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) kembali menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (21/11/2019).

Kedatangan pebisnis tekstil itu merupakan pertemuan kedua dengan Presiden Jokowi setelah pertemuan pertama pada 16 September 2019. Dalam pertemuan itu, para pebisnis meminta sejumlah insentif kepada pemerintah.

Ketua Umum API Ade Sudrajat menyatakan insentif itu antara lain insentif pajak. Para pengusaha tekstil meminta supaya penjualan mesin sebagai bagian dari revitalisasi industri tidak dikenakan pajak pertambahan nilai.

Di samping itu, para pengusaha tekstil meminta insentif khusus untuk listrik. Listrik bagi industri, menurut pengusaha tekstil, masih mahal. "Energi sekunder yaitu listrik yang masih relatif lebih mahal. Mohon kiranya Bapak Presiden diberikan jalan keluar supaya listrik ini untuk industri ada insentif-insentif khusus yang bukan merupakan pelanggaran hukum bagi direksinya," kata Ade.

Masih terkait energi, Ade mengatakan harga gas alam yang dipakai oleh industri tekstil dalam negeri jangan sampai terlalu tinggi dibandingkan dengan negara pesaing. Negara pesaing, menurut Ade, mendapatkan pasokan gas alam dari Indonesia.

"Yang terakhir kita sampaikan tentang Peraturan Menteri Lingkungan Hidup yang perlu dikembalikan lagi kepada yang lama dimann yang baru terlalu ketat sehingga industri yang sudah kadung berinvestasi harus berinvestasi lagi itu hampir tidak ada keuangannya sudah mulai berkurang," kata Ade dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yodie Hardiyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper