Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rakyat Irak Protes Kekerasan yang Tewaskan 40 Orang

Pertumpahan darah teranyar tersebut adalah serangan besar kedua pada bulan ini. Serangkaian bentrokan pada dua minggu lalu, antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan menewaskan 157 orang dan lebih dari 6.000 lainnya terluka.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Ratusan demonstran berkumpul di Baghdad pada Sabtu (26/10/2019) tengah hari mengacungkan bendera Irak dan menyebut Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi sebagai “cacing” sehari setelah aksi demo yang menewaskan sedikitnya 40 orang.

Sekitar 200 demonstran bermalam di alun-alun Tahrir di Ibukota negara Irak dan membersihkan daerah itu. Sebagian lainnya membaca ayat-ayat Alquran sebagai bentuk perkabungan atas rekan mereka yang terbunuh.

Sebelumnya diberitakan sebanyak 8 orang pengunjuk rasa tewas di Baghdad pada hari Jumat, sebagian besar akibat serangan tabung gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan keamanan yang berusaha mengendalikan massa.

Di seluruh Irak setidaknya ada 40 pengunjuk rasa yang tewas, ketika para demonstran melampiaskan rasa frustasi mereka pada elit politik yang mereka katakan telah gagal meningkatkan kehidupan mereka pascabertahun-tahun konflik dan kesulitan ekonomi.

Parlemen dijadwalkan bertemu pada hari Sabtu dalam sesi darurat untuk membahas tuntutan para demonstran.

“Pemerintah telah mencuri dari kami selama 15 tahun. Satu Saddam pergi dan 1.000 Saddam telah bersembunyi di zona hijau,” kata seorang pengunjuk rasa, merujuk pada mantak diktaror Irak, seperti dilansir dari Reuters.

Zona Hijau adalah zona pemerintah pusat Baghdad yang ditutup untuk publik Irak selama bertahun-tahun.

Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Irak memuji upaya pengekangan yang dilakukan oleh pasukan keamanan pada Jumat (25/10).

“Pasukan keamanan mengamankan perlindungan demonstrasi dan pengunjuk rasa secara bertanggungjawab dan dengan pengekangan tinggi, dengan menahan diri dari menggunakan senjata api atau kekuatan berlebihan terhadap demonstran,” kata Kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (26/10).

Di provinsi-provinsi selatan Irak yang sebagian besar Syiah, yang menyaksikan aksi kekerasan ketika para demonstran bentrok dengan milisi Syiah yang didukung Iran, situasinya lebih tenang pada hari Sabtu, dengan jam malam yang masih diberlakukan di sebagian besar wilayah perkotaan.

Pertumpahan darah teranyar tersebut adalah serangan besar kedua pada bulan ini. Serangkaian bentrokan pada dua minggu lalu, antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan menewaskan 157 orang dan lebih dari 6.000 lainnya terluka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper